Mohon tunggu...
Hendrikus Dasrimin
Hendrikus Dasrimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Kunjungi pula artikel saya di: (1) Kumpulan artikel ilmiah Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=aEd4_5kAAAAJ&hl=id (2) ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Henderikus-Dasrimin (3)Blog Pendidikan: https://pedagogi-andragogi-pendidikan.blogspot.com/ (4) The Columnist: https://thecolumnist.id/penulis/dasrimin

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Rasionalitas Komunikatif dalam Teori Tindakan Komunikatif Habermas

24 Maret 2022   11:58 Diperbarui: 2 September 2022   19:50 1740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

           Habermas pertama-tama menganalisa bahasa sebagai medium komunikasi. Menurutnya, struktur bahasa mengandung rasionalitas. Dengan kata lain Habermas mencoba mengembangkan sebuah teori kompetensi komunikasi. Dalam kaitannya dengan ini, Habermas mengkritik filsafat bahasa yang selama ini berkembang yang menurutnya masih berada di wilayah refleksi diri yang kritis, tetapi belum sampai pada refleksi transendental atau yang kemudian lebih dikenal sebagai rekonstruksi rasional di mana pembicara memasuki wilayah komunikasi dengan yang lain.

Kritik Habermas diarahkan secara jelas melalui analisa kritisnya terhadap hermeneutika Gadamer. Hermeneutika Gadamer dinilainya sanggup menempatkan ilmu pengetahuan dalam konteks pengalaman manusia yang sepenuhnya ditentukan oleh tradisi, oleh kondisi sejarah tertentu. Akan tetapi Habermas mengeritik ciri ontologis dari hermeneutika Gadamer yang dinilainya menghalangi hermeneutika ini untuk menjalankan peran kritik sosial.

           Setelah menganalisa hermeneutika Gadamer, Habermas kemudian merancang sebuah teori komunikasi dengan menganalisis bahasa secara pragmatis dalam sebuah pragmatik universal. Dalam pengertian Habermas, itu berarti menganalisis bahasa dalam penggunaannya, dalam pembicaraan. Bahasa tidak hanya dapat diuraikan sebagai struktur formal, namun juga sebagai pembicaraan, dalam penggunaan kalimat dan ungkapan dengan konteks yang menentukan pemahamannya. Dengan demikian, Habermas beralih dari kaidah-kaidah teknis ke kaidah-kaidah praktis.

Selain kaidah teknis dalam bahasa yang tetap diperlukan dalam tuturan agar dapat dimengerti, Habermas juga memperlihatkan kaidah praktis di luar bahasa yang berlaku di luar komunikasi untuk memenuhi tiga macam tuntutan: kebenaran, kejujuran, dan ketepatan. Pemenuhan ketiga tuntutan ini akan menentukan kesasihan suatu komunikasi yang diandalkan untuk mencapai hasil bersama.   

           Dalam analisis bahasa ini, Habermas menemukan tiga jenis penggunaann bahasa yang merujuk pada tiga macam rasio. Pertama, bahasa yang dipakai secara instrumentalis sebagai ungkapan rasio instrumentalis, kedua, bahasa yang dipakai secara strategis sebagai ungkapan rasio strategis, dan ketiga, bahasa komunikatif sebagai medium pengungkapan rasio komunikatif. Pada taraf kesadaran etis sebuah masyarakat modern yang demokratis yang mesti digunakan adalah bahasa komunikatif sebagai perwujudan rasio komunikatif (Kirchberger & Kleden, 2001)

Dunia Kehidupan Sebagai Konteks Komunikasi    

           Kunci untuk mengerti pemikiran Habermas adalah, distingsinya antara dunia kehidupan dan sistem. Yang dimaksudkannya dengan dunia kehidupan adalah cakrawala kepercayaan-kepercayaan latar belakang intersubyektif di dalamnya proses komunikasi selalu sudah tertanam. Setiap orang berkomunikasi dan bertindak dalam sebuah dunia kehidupan, artinya ia hidup dalam sebuah alam makna yang dimiliki bersama dengan komunitasnya (Suseno, 2005). Rasioanalitas sistim adalah rasionalitas sasaran, sedangkan rasionalitas dunia kehidupan adalah rasionalitas komunikatif.

Yang terjadi dalam sebuah komunikasi adalah kesepakatan tentang suatu masalah teoritis atau praktis. Kita hanya dapat saling mengerti dan sepakat apabila kita mempunyai suatu konteks bersama. Habermas menyebut konteks bersama sekelompok orang itu dunia kehidupan. Dunia kehidupan selalu berubah dan setiap komunikasi mengubah dan mempengaruhinya. Dengan demikian berlangsunglah rasionalisasi dunia kehidupan.

Rasionalisasi dunia kehidupan ini berkaitan juga dengan persoalan-persoalan moral. Dalam kaitan dengan ini Habermas menawarkan sebuah etika diskurus, sebagai dasar yang cocok untuk menentukan universalitas sebuah norma yang dipakai dalam sebuah kehidupan bersama yang berciri komunikatif.

Daftar Rujukan

Suseno, Franz Magnis. Pijar-pijar Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 2005), p. 235.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun