Mohon tunggu...
Dasrifan Akbar
Dasrifan Akbar Mohon Tunggu... -

Pegawai Kepabeanan, penyuka Seni, Musik, dan Olahraga, mencintai Filsafat. Aktifis Rumah Yatim + Pengajar anak jalanan. & kegiatan sosial lainnya

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Sepak Bola Ada Untuk Dinikmati Bukan Diperdebatkan

27 Mei 2012   11:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:43 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

"Walaupun merentangkan tangan, menembus awan, menerobos angkasa, serta mengapai bulan dan planet Mars, KIta masih belum sampai pada Kebenaran" (Tite Kubo)

Yakinkah kita benar atau  Benarkah Keyakinan kita mengangap orang lain salah

Selepas Pertandingan Timnas Indo vs Inter Milan, Hari ini kembali kita dihadiri pertandingan-pertandingan seru nan menarik lainnya, Seperti Persija vs Persib (ISL), Indo vs EPL (Ex), dan Sriwijaya FC vs Persipura(ISL). Saya tidak begitu tertarik dengan pertandingan tersebut, mungkin karena pekerjaan saya yang masih padat, ataupun karena saya pendukung PSSI. entahlah, tapi saya sedikit terusik dengan celotehan-celotehan orang orang yang menamakan dirinya Pendukung PSSI (saya meragukan apakah mereka benar-benar pendukung PSSI).

Dengan berbagai macam kata dan hinaan mereka sampaikan tentang pertandingan ini , saya begitu menyayangkan hal-hal tersebut, meskipun hal kecil tapi ini adalah sebuah potret pola pikir sebagian Orang indonesia, karena fokus pada hal-hal kecil mereka lupa akan esensi sebenarnya tentang Sepakbola. Bahwa Sepakbola ada untuk dinikmati bukan untuk diperdebatkan, silahkan  menonton menurut keyakinan masing-masing, janganlah merendahkan diri sendiri dengan cara merendahkan orang lain.

Seperti layaknya Milan vs Inter vs Juve di italia, MU vs Arsenal vs Liverpool n etc di Inggris, atau persaingan sengit antara Barcelona vs Madrid di Spanyol. Disini pun kita berseberangan dengan keyakinan antara PSSI dan KPSI, IPL & ISL. Saya mendukung semua itu selama itu tidak saling menjatuhkan satu sama lain, yang jadi penyesalan bagi saya, kebanyakan celoteh-celoteh mereka itu, lebih ke saling menghina satu sama lain, merendahkan dan membanggakan apa yang diyakininnya, tanpa ada solusi atas apa yang sedang menimpa Sepakbola Indonesia saat ini. Mereka seperti terus berputar pada masalah-masalah itu-itu saja tanpa menginginkan keluar dari lingkaran permasalahan tersebut. Apa lagi itu banyak dilakukan generasi muda sang penerus bangsa.

Seperti yang dikatakan oleh Bung Karno “Beri aku sepuluh pemuda yang membara cintanya kepada Tanah Air, dan aku akan mengguncang dunia” ataupun Hasan Al-Banna yang mengatakan bahwa dalam setiap kebangkitan sebuah peradaban di belahan dunia manapun maka kita akan menjumpai bahwa pemuda adalah salah satu irama rahasianya. Saya sangat menyanyangkan pola fikir ini, mereka sibuk menjelek-jelekan sesama bukan ingin memperbaiki Kisruh ini.sama seperti kebudayaan/hasil alam indonesia yang banyak diambil oleh Negara lain, Mereka lebih fokus menyalahkan Negara lain yang telah mencuri apa yang menjadi milik mereka, tanpa memikirkan bahwa mereka tak pernah menjaga dan memelihara apa yang telah menjadi milik bangsa Indonesia. dan menonton sepakbola bukan masalah benar atau salah, karena itu adalah suatu pilihan, mereka mendukung tim kesayangan mereka di ISL, jadi biarkanlah mereka untuk meyakini keyakinannya dan  apa yang kita yakini.lebih baik kita fokus pada perbaikan diri sendiri dan menilik kesalahan diri sendiri untuk kemudian diperbaiki

Terlepas dari PSSI dibawah Djohar adalah yang diakui oleh FIFA, dan dengan visinya untuk merevolusi PSSI, tetapi tindakan dengan menjelek-jelekan kubu berseberangan bukanlah langkah yang tepat. Jika memang kita menggangap bahwa PSSI yang saat ini adalah yang lebih baik, maka lakukanlah dengan lebih Cerdas, kita bisa melakukannya dengan mengajak mereka memahami tentang permasalah sebenarnya dan mencoba merubah mindset mereka dengan data-data yang benar dan Artikel pintar yang kita buat. Bukankah kita satu bangsa, seperti satu keluarga, Perbedaan itu ada, untuk kita saling memahami bukan saling menjatuhkan.

Stop saling merendahkan, dan Fokus pada jalan keluar untuk memperbaiki Sepakbola indonesia. Dimulai dari diri sendiri.

Penulis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun