Presiden ke-Republik Indonesia meninggal dunia pada tanggal 27 Januari 2008. Hari ini tanggal 27 Januari 2021, merupakan peringatan hari meninggalnya Presiden ke-2 tersebut. Entahlah di musim Covid-19 ini di mana jumlah rakyat Indonesia  yang terpapar virus di Indonesia sudah mencapai 1 juta orang.
Pertanyaan yang kita ajukan, apakah keluarga besar Presiden Soeharto RI ke-2 tersebut itu akan mendatangi makam di Kompleks makam keluarga Astana Giribangun di Matesih, Karanganyar, Jawa Tengah sekitar 35 kilometer di timur kota Surakarta.
Memang setelah Presiden Soeharto meninggal dunia, muncul berbagai pendapat di tengah masyarakat, apakah Presiden Soeharto itu layak atau tidak diangkat sebagai Pahlawan Nasional ?Â
Jika suara Legiun Veteran RI (LVRI), di mana saya pernah membantu "Majalah LVRI," sebagai Redaktur Pelaksana majalah tersebut, maka sungguh layak Presiden Soeharto diangkat menjadi Pahlawan Nasional.
Suatu ketika, saya mendapat catatan dari LVRI yang sangat mendukung Presiden Soeharto sebagai Pahlawan Nasional. Catatan itu saya simpan dan bunyinya sebagai berikut :
"Asswwb, Pak Dasman yth, Beliau (Pak Harto, Pen.) dan Ibu Tien adalah Veteran Pejuang Kemerdekaan RI, itu fakta. Memimpin Indonesia dalam kurun waktu terlama sampai saat ini dengan "segudang" hasil pembangunan yang menurunkan alih kemampuan pd bangsa kita sampai mampu membuatnya sendiri misalnya Bandara Sukarno Hatta, Jalan toll Jagorawi, Industri Pesawat Terbang, Melanjutkan Pabrik Baja Cilegon, Industri Pertahanan. Stabilnya pemerintahan dan meningkatnya rasa keamanan masy. karena sistem kepartaian yang efektif. "
Selanjutnya mengomentari: " Juga memugar makam Pak Hatta, Mikul Duwur Mendem Jero pada Bung Karno, Tidak pernah menjelekan atau "menyerang" Bung Karno dan Bung Hatta, memberikan gelar Pahlawan Proklamator utk Bung Karno dan Bung Hatta, adanya masy. ASEAN, membebaskan masyarakat kita dari ketakutan terror gol komunis sejak 1948, Sembako sandang pangan yang mudah didapat sampai ke desa2, Kekompakan ABRI /TNI-Polri, aktif dalam mengrimkan pasukan perdamaian PBB, menjaga kemurnian Pancasila yang awalnya digali Bung Karno dari ancaman Komunisme, maraknya SD Inpres, Puskesmas, Pendidikan kader bangsa, meningkatnya jumlah SD, SMP, SMA dan Universitas, belau tidak mau diberi gelar DR. .........dan berbagai rangkaian pengabdian lainnya. Suharto, Soekarno, Hatta berada dalam "satu peringkat/kelas" di dalam membawa Indonesia secara bertahap dengan kekurangan, tantangan situasi/kondisi yg dihadapinya masing2, untuk mampu tampil terhormat di percaturan Internasional. Mereka sangat pantas untuk dijadikan Pahlawan Nasional. Wasswwb"
Itulah suara dari LVRI. Semuanya sekarang memang tergantung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), meski ada panitia khusus yang akan menyeleksinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H