Baru saja bom bunuh diri terjadi di ibukota Irak, Baghdad. Terjadi sehari setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan wakilnya Kamala Harris resmi menjadi orang nomor satu dan dua di negara adidaya itu, yaitu terjadi pada 21 Januari, sedangkan sebelumnya pelantikan Presiden AS berlangsung tanggal 20 Januari 2021.
Pertanyaan pertama dari kita yang muncul, apa kaitan AS dengan Irak? Ya, karena serangan pasukan AS dan sekutunya ke Irak di masa jabatan Presiden AS dipegang oleh George Walker Bush, Presiden AS ke-43, negara itu hancur lebur. Presidennya yaitu Saddam Hussein berhasil ditangkap, kemudian dihukum gantung.
Itu sebabnya jika pelantikan Presiden AS dan wakilnya baru-barunya itu disusul dengan ledakan bom. Memang tidak terlihat nyata, bahwa AS yang berada di balik tewasnya warga Irak tak berdosa itu. Tetapi kesulitan ekonomi bangsa Irak sekarang bukankah merupakan dampak tidak langsung setelah pasukan AS yang menyerang Irak di masa Presiden IRAK Saddam Hussein berkuasa?
Korban rakyat Irak yang tewas, semula hanya 28 orang, kemudian meningkat menjadi 32 orang. Beberapa hari ke depan bisa saja jumlah itu meningkat, karena sekarang yang luka-luka saja meningkat menjadi 110 warga. Tidak menutup kemungkinan, beberapa hari ke depan, ada di antaranya meninggal dunia.
Banyak faktor yang berpengaruh. Luka yang berat, keterbatasan rumah sakit untuk menampungnya, karena bukankah rumah sakit sekarang difungsikan pula untuk menampung warga Irak yang terjangkit virus Covid-19 dan gejala penyakit lainnya?
Kesalahan Sejarah ?
Memang sulit jika kekuasaan sudah berada di tangan seseorang. Benar bahwa tidak ada lawan dan kawan yang abadi di dalam politik. Yang ada itu hanya kepentingan. Bayangkan kebijakan AS Idi di masa Presiden Irak Saddam Hussein.
Ingatkah kita sewaktu terjadi perang Irak-Iran? Bukankah waktu itu, AS dan terangga Irak, Kuwait, ikut membantu Irak? AS membantu dengan senjatanya, sedangkan Kuwait dengan dananya. Apakah Irak merasa terbantu dan berterimakasih?
Waktu itu sudah tentu Irak terbantu. Tetapi kemudian kenapa pasukan Irak menginvasi Kuwait? Kemudian kenapa AS menyerang Irak? Inilah yang saya sebut kesalahan sejarah.
Pasukan AS berhasil mengusir Irak dari Kuwait, tetapi demi minyak Kuwait, kenapa pasukan AS juga menyerang sahabatnya dalam Perang Irak-Iran? Juga demi kepentingan mengambil hasil minyak Irak, sekurang-kurangnya jika AS bisa menguasai Irak, yaitu dengan membentuk pemerintahan bonekanya di Negara 1001 Malam tersebut?
Apakah ini bisa disebut kesalahan sejarah? Tidak juga, ini demi kepentingan politik AS, yang merubah kebijakannya dari membantu Irak semasa Perang Irak-Iran dan lebih condong membantu Kuwait, negara kecil tetangga Irak, juga kaya minyak ketika Irak menginvasi Kuwait.