[caption id="attachment_416014" align="aligncenter" width="320" caption="GKR Pembayun (Foto: Agustinus James)"][/caption]
Melalui Sabda Raja, Sultan Hamengku Buwono X (Sultan HB X) telah menetapkan siapa calon yang akan menggantikan dirinya. Ia tidak lain puteri tertuanya, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pembayun. Sabda Raja telah diucapkan, nama GKR Pembayun resmi berganti menjadi Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi Hamemayu Hayuning Buwono Langgeng ing Mataram.
Sabda Raja tak bisa ditarik kembali. Semua telah melalui prosedur sebagaimana tata cara kerajaan turun temurun sejak Sri Sultan HB I. Memang sedikit agak mengagetkan, bahwa yang menjadi raja nanti adalah ratu. Sangat wajar bila ada pertentangan, terutama dari saudara-saudara Sultan keturunan Sultan HB IX yang laki-laki.
[caption id="attachment_416023" align="alignnone" width="600" caption="Sultan HB X dan saya di UGM (Foto: Agustinus James)"]
Saya juga melihat pergantian ini biasa saja, karena Sultan HB X telah menyatakan niatnya ini sejak lama. Ketika kami bertiga, saya, Freddy Ndolu dan Agustinus James mengunjungi Kraton Yogyakarta, melakukan wawancara di Kraton, hal-hal ini sudah dibicarakan. Itu terjadi pada awal mendekati medio 2012.
Anak pasangan Sri Sultan HB X dengan Kanjeng Ratu Hemas ditakdirkan perempuan semua. Tidak ada yang laki-laki. Pembayun adalah anak sulung dari lima bersaudara yang semuanya perempuan. Tetapi kelangsungan kerajaan harus diteruskan. Tata cara dan adat yang berlaku di dalam Kraton harus dilanggengkan dan dilestarikan.
[caption id="attachment_416024" align="aligncenter" width="400" caption="Saya dan Sultan HB X di Kraton (Foto: Agustinus James)"]
Sumbangsih Kraton Yogyakarta bagi kemerdekaan sangat besar. Sehari setelah Soekarno-Hatta membacakan Proklamasi Kemerdekaan, pada tanggal 18 Agustus 1945 Sultan HB IX (ayahnya Sultan HB X) langsung memberikan selamat kepada Soekarno-Hatta. Begitu pula dengan Sri Paduka Paku Alam VIII. Sebagaimana pasangan Soekarno-Hatta, maka Sri Sultan HB IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII, juga merupakan pasangan serasi.
Yogyakarta pernah menjadi ibu kota RI, ketika Jakarta digempur habis-habisan oleh Belanda. Bahkan selama Soekarno-Hatta berada di lingkungan Kraton Yogyakarta, kedua pemipin bangsa tersebut dilindungi oleh Sultan HB IX.
Kesultanan merupakan salah satu bentuk pemerintahan bercorak Islam. Bentuk-bentuk pemerintahan seperti ini hampir sama dengan sebuah kerajaan dan banyak dijumpai di negara-negara Timur Tengah. Setelah Islam masuk ke Indonesia, kerajaan-kerajaan di Indonesia pun banyak mengambil alih corak seperti ini.
[caption id="attachment_416027" align="aligncenter" width="600" caption="Sri Sultan HB X ketika berbincang-bincang dengan kami (Foto: Agustinus James)"]