[caption id="attachment_416737" align="aligncenter" width="465" caption="Masjid Al-Kufah, Irak, diambil dari Sumber Sekunder (Dokumentasi)"][/caption]
Cerita Masjid Al-Kufah di Kufah, Irak terus menjadi inspirasi ketika saya kembali melihat denah masjid tersebut. Ada beberapa nabi yang singgah di bangunan masjid terluas, termegah dan tertua itu , juga beberapa Syuhada. Ketika saya ke sana,September 2014 lalu, memang saya tidak ingin ada perbedaan-perbedaan pendapat, apalagi saya seorang Sunni berkunjung ke Masjid Si’ah.
Yang jelas, Ali r.asama-sama kita akui sebagai sepupu sekaligus menantu, suami dari anak Nabi Muhammad SAW, Fatimah. Sunni percaya, beliau adalah khalifah ke empat setelah Abu Bakarr.a, Umar r.a dan Usman r.a, meski terjadi perbedaan antara Sunni dan Si’ah di mana Si’ah beranggapanbahwa Ali r.a lah yang berhak menggantikan posisi Nabi Muhammad SAW setelah beliau wafat. Bukannya, Abu Bakar r.a, Umar,r.a dan Usman r.a. Menurut Si’ah tidak perlu Ali r.a dipilih karena kedekatannya dengan Rasulullah SAW. Hendaknya, beliau ditunjuk saja menggantikan Nabi Muhammad SAW. Di samping itu, Sunni bukan tidak bersedih dengankematian Ali r.a yang dibunuh, tetapi kesedihan tidak boleh berlebihan.
Nasib Ali r.a sejak memindahkan kantornya di Kufah terasa lama-lama banyak juga yang tidak menyukainya. Belau dibunuh. Yang bisa kita saksikan di tempat Masjid seluas itu, adalah juga ruang kerjanya. Jika ditanyakan di mana makamnya, banyak silang pendapa. Tetapi banyak yang mengatakan, beliau dimakamkanjuga di lingkungan Masjid Al-Kufah tersebut.
[caption id="attachment_416740" align="aligncenter" width="480" caption="Masjid Al-Kufah dilihat dari luar (Foto:Dasman Djamaluddin)"]
Kufah dan Najaf, adalah dua buah kota di Irak. Kufahterletak 10 km di timur laut Najaf, 160 km di selatan Baghdad, diriwayatkan dulunya tempat Nabi Nuh a.s, keluarga, dan kaumnya hidup sekaligus tempat mereka bermukim. Najaf dalam bahasa Arab artinya daerah tinggian atau gunung, jaraknya dari Baghdad sekitar 170 km.
Selain tempat ibadah Nabi Nuh,a.s, adalah juga tempat ibadah Nabi Ibrahim a.s. Pada masa pemerintahan Bani Abbas, Imam Shadiq masuk Masjid dari pintu al-fil (salah satu pintu masjid yang populer dengan sebutan ini), dan beliau menuju ke arah kiri dan berdiri di samping tiang ke empat kemudian shalat. Perawi mengatakan: saya bertanya kepadanya apakah makam Nabi Ibrahim a.sdi sini? Imam menjawab: “Iya.” Imam Shadiq berkata kepada sebagian sahabatnya:”…shalatlah di makam Nabi Ibrahim a.s yang terletak pada tiang ke lima.”
Kembali ke cerita Nabi Nuh a.s, Hadisdari Abu Abdillah r.a beliau meriwayatkan sabda Nabi Muhammad SAW, Najaf era Nabi Nuh a.s adalah sebuah gunung berapi, gunung ini menjadi tujuan anak Nuh a.s yang bernama Kan’an untuk mencari perlindungan dari banjir besar sewaktu Allah SWT mengabulkan doa hambanya yang sabar dan shaleh Nuh a.s. untuk membinasakan kaumnya yang setiap harinya menyembah patung dan lukisan-lukisan yang dibuat iblis untuk menghibur kaum yang ditinggal pergi oleh keluarganya yang beriman karena telah cukup ajalnya. Beberapa waktu berselang dari banjir bah, Najaf (tiada gunung lain di permukaan bumi yang lebih besar darinya, kala itu) meletus, Allah berkata Wahai gunung, apakah dia (Kan’an) dapat mencari perlindunganmu dari siksa-Ku? Gunung tersebut menjadi murka, menghancurkan tubuh dan akarnya, potongannya sampai berjatuhan ke negeri Syam, debu halusnya bertebaran di permukaan bumi, dan sisanya menjadi lautan, kemudian laut tersebut dinamakan Najaf oleh penduduk sekitarnya. Juga pada malam mikraj, Nabi Muhammad SAW melewati masjid ini dan meminta izin untuk salat dua rakaat di dalamnya.
Setelah dari Masjid Al-Kufah saya dan staf Kedutaan Besar Indonesia di Irakmenginap semalam di kota itu dan besoknya menujuPadang Karbala, tempat di mana anaknya Ali r.a, Hussein, tewas dibunuh di Padang Karbala. Lehernya dipotong musuh. Beliau mati syahid.
[caption id="attachment_416739" align="aligncenter" width="512" caption="Makam Nabi Ayub a.s (Foto:Dasman Djamaluddin)"]
Di tengah perjalanan menuju Baghdad, kami singgah ke Makam Nabi Ayub a.s. Berbicara tentang Nabi Ayub, membuka lagi pikiran kita kepada nabi yang sabar menerima cobaan dari Allah SWT, yaitu ditimpa cobaan penyakit.
Dalam Al-Qur’an Surah Al-Anbiya’ ayat 83-84Allah SWT berfirman: “Dan (ingatlah kisah) Ayub ketika ia menyeru Tuhannya: (‘Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.’ Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.”
Juga di Al-Qur’an Surah Shad ayat 41 hingga 44: “Dan ingatlah akan hamba Kami Ayub ketika ia menyeru Tuhannya: ‘Sesungguhnya aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan’ (Allah berfirman): ‘Hentakkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum. Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai fikiran. Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami mendapati dia (Ayuh) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia sangat taat (kepada Tuhannya).”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H