Pemilik hak suara (rakyat) memilih elektor presiden. Elektor presiden akan menggunakan hak suaranya untuk memilih presiden dan wakil presiden berdasarkan hasil di daerah pemilihannya. Para elektor presiden ini dikenal dengan istilah Electoral College.
Rangkaian pemilihan pendahuluan dan kaukus presiden dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2016 di 50 negara bagian, Distrik Columbia, dan wilayah administratif AS lainnya.
Proses pencalonan ini merupakan pemilihan tak langsung. Pemilik hak suara memilih delegasi yang akan mewakili mereka di konvensi pencalonan. Para delegasi akan memilih calon presiden dari partainya.
Pebisnis dan tokoh televisi Donald Trump pada waktu itu menjadi calon presiden dari Partai Republikpada tanggal 19 Juli 2016 setelah mengalahkan Senator A.S. Ted Cruz dari Texas, Gubernur Ohio John Kasich, Senator A.S. Marco Rubio dari Florida dan calon-calon lain pada pemilihan pendahuluan Republik.
Dari Partai Demokrat waktu itu, mantan Menteri Luar Negeri dan Senator AS dari New York, Hillary Clinton menjadi calon presiden pada tanggal 26 Juli 2016 setelah mengalahkan Senator AS Bernie Sanders dari Vermont. Clinton digadang-gadang menjadi presiden perempuan pertama AS.
Pada tanggal 9 November 2016, pukul 03:00 EST (15:00 WIB), Donald Trump memegang 270 dari 538 suara elektoral dan otomatis menjadi presiden terpilih Amerika Serikat.
Pada usia 70 tahun waktu itu, Trump menjadi orang tertua yang terpilih menjadi presiden untuk pertama kalinya, melampaui Ronald Regan yang memenangi pemilu tahun 1980 pada usia 69. Trump menjadi presiden kelima yang lahir di negara bagian New York setelah Martin Van Buren, Millard Fillmore, Theodore Roosevelt, dan Franklin D. Roosevelt; dan presiden kedua yang lahir di New York City setelah Theodore Roosevelt.
Trump juga menjadi presiden keempat yang negara bagian tempat tinggalnya memilih calon lain setelah James K. Polk tahun 1844, Woodrow Wilson tahun 1916, dan Richard Nixon tahun 1968.
Fakta di lapangan di AS menunjukkan bahwa lobby Yahudi sangat kuat. Trump sangat percaya, bahwa ia akan terpilih lagi. Ketika ia pergi ke Dinding Ratapan di Jerusalem, masyarakat internasional sudah bisa memastikan Trump sangat membutuhkan dukungan warga Yahudi di AS. Apalagi setelah ia memutuskan bahwa Jerusalem adalah ibukota Israel.
Hubungan dekat antara AS-Israel terlihat baru-baru ini. Trump mendukung pembangunan pemukiman baru rakyat Israel di wilayah Palestina. Trump sangat yakin atas kemenangannya karena telah memutuskan berbagai hal untuk masyarakat Yahudi, meskipun harus mengorbankan hak-hak rakyat bangsa Palestina. Itulah sebabnya pertarungan menjadi Presiden AS empat tahun mendatang sangat seru.
Sudah tentu semuanya terpulang kepada rakyat AS, apakah akan terus memilih Trump atau mengutip kata Joe Biden. Trump sudah cukup empat tahun.