Sekitar 2,5 juta umat Islam dari berbagai penjuru dunia, hari ini, Senin, 12 Agustus 2019 masih melaksanakan rukun haji di Mekkah. Setelah melaksanakan wukuf di Padang Arafah, jemaah haji menghabiskan malam di Muzdalifah sambil mengumpulkan krikil untuk melempar jumrah, yaitu melempar tujuh kerikil di jumrah Aqobah.
Setelah itu memotong hewan kurban dan tahalul, yaitu disimbolkan dengan mencukur sebagian rambut. Berikut melempar kerikil di jumroh Ula, Wustha dan Aqobah, masing-masing tujuh lemparan. Diakhiri dengan Tawaf Wada sebagai penutup ibadah.
Ia mengatakan, bahwa qurban atau kurban atau juga pengorbanan merupakan ungkapan yang sering kita dengar dalam pergaulan, sehingga ungkapan qurban telah menjadi nafas keseharian kehidupan kita.
Oleh karena itu, jelas Ahmad Zacky Siradj yang sering disapa Kang Zacky itu, ungkapan bahwa hidup itu adalah perjuangan dan setiap perjuangan menuntut pengorbanan atau berkorban, apakah itu korban harta benda maupun jiwa raga seperti begitu akrab dengan sepak terjang kita seakan telah menyatu irama perjuangan mencapai dan mewujudkan cita-cita mulia.
"Sehingga hidup tanpa perjuangan bukanlah sejatinya hidup dan perjuangan tanpa pengorbanan bukanlah sejatinya perjuangan. Sehingga qurban atau pengorbanan telah menjadi semacam doktrin bagi kehidupan kita," ujar Kang Zacky.
Ditambahkan oleh Kang Zacky, sebagai doktrin kehidupan, maka qurban--yang niscaya bagi pengurbanan itu--tidak dapat dilepaskan dari mewujudkan tujuan dan cita-cita hidup manusia.
Cita-cita hidup setiap manusia menghendaki kedamaian, berkeadilan dan berkesejahteraan atau hidup yang bahagia, hidup yang berperadaban.
"Qurban itu adalah doktrin keagamaan. Tuhan menerintahkan untuk berqurban. Peristiwa qurban ini merupakan tonggak peradaban manusia. Di mana manusia tidak boleh mengorbankan sesamanya. Perintah itu datang melalui sebuah mimpi yang dialami oleh Nabi Ibrahim a.s untuk untuk mengorbankan putranya Nabi Ismail a.s.
Tetapi, ujar Kang Zacky, ketika perintah itu begitu mau dilaksanakan, Tuhan dengan seketika menggantinya dengan binatang/hewan sembelihan.
"Peristiwa Nabi Ibrahim beserta putranya inilah menjadi tonggak peradaban kemanusiaan bahwa setiap manusia harus saling menghormati, menghargai, menjalin solidaritas, kerjasama, saling menasehati dan tolong menolong di jalan kebenaran," tegas Kang Zacky menggarisbawahi.