Haider al-Abadi, mantan Perdana Menteri Irak di twitternya hari ini, Kamis, 8 Agustus 2019 memposting fotonya yang sedang menunaikan rukun Islam ke-5, menunaikan ibadah haji ke kota suci Mekah. Juga di Indonesia akan memperingati hari Iduladha, sebuah hari raya Islam.
Pada hari Minggu, 13 Maret 2019 itu diperingati peristiwa kurban, yaitu ketika Nabi Ibrahim a.s yang bersedia untuk mengorbankan putranya untuk Allah, kemudian sembelihan itu digantikan oleh-Nya dengan domba.
Menjelang hari Iduladha itu, Haider al-Abadi berkunjung ke Masjid Nabi Muhammad SAW di Madinah. Pada awal berdirinya masjid ini, wilayah itu merupakan batang pohon palem kecil dan sebagian ditutupi dengan daun palem dan sisanya tidak tertutup karena kurangnya potensi Muslim di awal abad itu, ujar Haider al-Abadi.
Sekanjutnya ujar Haider al-Abadi, dengan sarana sederhana, Islam telah menyebar ke seluruh dunia. Dengan iman dan iman yang tulus, kita dapat mencapai mukjizat dengan kemungkinan sederhana.
Haider al-Abadi juga di twitternya mengunggah Masjid Quba, sebuah masjid masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah SAW pada tahun 1 Hijriyah atau 622 Masehi di Quba, sekitar 5 km di sebelah tenggara kota Madinah.
Setelah Presiden Irak Saddam Hussein terguling, jabatan Perdana Menteri Irak adalah kepala pemerintahan Irak. Posisi Perdana Menteri awalnya adalah jabatan yang dilantik, di bawah kepala negara, dan pemimpin parlemen (namun memiliki kekuasaan yang kecil). Di bawah konstitusi yang baru, sang perdana menteri juga akan menjadi pemimpin eksekutif yang aktif.
Siapa Haider al-Abadi. Sebagai Perdana Menteri Irak di masanya, ia adalah Muslim Syiah. Sesuai perundang-undangan di Irak yang berlaku, seorang perdana menterilah yang menyelenggarakan pemerintahan.
Bahkan seorang presiden yang sesuai pembagian kekuasaan sekarang dari Suku Kurdi Irak, bersifat seremonial. Sementara Ketua Parlemen Irak dijabat oleh Islam Sunni. Di Irak, Islam Sunni memang minoritas.
Saya pernah mengatakan, munculnya Saddam Hussein sebagai Presiden Irak yang waktu itu berdaulat penuh, dipegang oleh Sunni, karena Saddam Hussein adalah seorang Sunni.
Jadi sekarang yang menjadi Perdana Menteri Irak adalah Adil Abdul-Mahdi. seorang politikus dan ekonom Syi'ah Irak, dan salah satu dari dua orang Wakil Presiden Irak sekarang. Sebelumnya ia menjabat sebagai Menteri Keuangan Irak dalam pemerintahan sementara di Irak.
Membaca Islam Syiah dan Sunni ini, saya teringat akan tulisan Kiai Said Agil Siradj di "NU online" mengatakan setelah Rasulullah wafat, timbul berbagai aliran dalam Islam. Ada yang disebabkan oleh alasan politik dan ada pula yang disebabkan oleh perbedaan cara tafsir ajaran Islam terhadap berbagai persoalan baru.