Utusan Rusia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di twitter, Kamis, 1 Agustus 2019, terlihat sedang mengemukakan pendapatnya tentang konflik bersenjata di Suriah.
Ia mengatakan tujuan beberapa negara Barat - untuk tetap mempertahankan kehadiran teroris "Idlib." Situasi di sana menyebabkan kekhawatiran nyata tetapi untuk alasan selain yang disajikan dalam berita palsu. Masalah sebenarnya adalah aktivitas teroris "Hayat Tahrir al-Sham."
Hayat Tahrir al-Sham, yang biasa disebut Tahrir al-Sham dan disingkat HTS, adalah kelompok militan jihad Salafi aktif yang terlibat dalam Perang Sipil Suriah.
HTS pertama kali muncul di Suriah pada Januari 2012 dengan nama Fron Al-Nusra. Baik presiden Bashar al-Assad dan Rusia masih menyebut kelompok jihadis itu dengan nama tersebut.
AS memang menyatakan telah melemahkan kekuatan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) di Raqqa, Suriah, tetapi sekarang yang terjadi malah militan HTS menyusun kekuatan baru di bagian Idlib.
Idlib, sebuah kota di barat laut Suriah, beroperasi sebagai ibukota Kegubernuran Idlib dan daerah itu terletak 59 kilometer barat daya Aleppo, di ketinggian hampir 500 meter di atas permukaan laut.
Amerika Serikat, Uni Eropa dan PBB memasukkan kelompok ini ke dalam daftar "teroris" dan kelompok ini muncul di Suriah sebagai cabang dari kelompok al Qaedah di Irak. Ini yang menurut saya, pernyataan utusan khusus di PBB bahwa AS dan sekutunya memunculkan berita palsu.
Coba simak, misalnya ISIS. AS dan sekutunya menganggap ISIS kelompok teroris yang harus dimusnahkan. Tetapi catat pernyataan Presiden AS Donald Trump ketika sebelumnya berkampanye menjadi Presiden AS. "Barack Obama yang ciptakan ISIS, " ujar Trump.
Sekarang menurut Utusan Khusus Rusia di PBB, "AS memelihara HTS." Pemimpin HTS saat ini, warga Suriah dengan nama alias Abu Mohammad al-Jolani, adalah seorang veteran perang Irak.
Pada 2013 kelompok ini berbaiat dengan al Qaedah sebelum pecah kongsi dengan sindikasi jihadis global itu pada Juli 2016 dan mengganti nama menjadi Front Fatah al-Sham.
Pada 2017, kelompok ini bubar untuk membentuk Hayat Tahrir al-Sham (HTS). Rusia menggempur wilayah Idlib, markas HTS, karena jetnya jatuh ditembak pemberontak Suriah.