Situasi di Libya semakin tidak menentu. Dalam hitungan detik, apakah Khalifa Haftar akan berkuasa?
Sebelumnya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menelepon Khalifa Haftar untuk membahas upaya kontra-terorisme yang sedang berlangsung dan kebutuhan untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di Libya.
Dikutip dari CNN, Trump mengakui peran penting Jenderal Haftar dalam memerangi terorisme dan mengamankan sumber daya minyak Libya, dan keduanya membahas visi bersama untuk transisi Libya ke sistem politik yang stabil dan demokratis, ungkap pernyataan Gedung Putih.
Pernyataan itu tidak menyebutkan ofensif Khalifa Haftar pada Tripoli, dan pujian Donald Trump untuk jenderal Libya menandakan kontradiksi dari pernyataan resmi pemerintah sebelumnya yang mengutuk kampanye militer Haftar ke ibu kota Tripoli.
Ada dugaan kuat, perubahan sikap AS, karena sekutu terdekat AS, Arab Saudi dilaporkan menawarkan uang puluhan juta dolar AS kepada Jenderal Khalifa Haftar sebelum melancarkan serangan ke Ibu Kota Libya, Tripoli. Uang tersebut siap diberikan guna membantu membiayai operasi militernya.
"Wall Street Journal" dalam laporannya yang dikutip Aljazirah, Sabtu, 13 April 2019, mengungkapkan bahwa uang tersebut ditawarkan saat Haftar berkunjung ke Riyadh, menjelang kampanye militer pada 4 April 2019. Haftar pun menerima tawaran tersebut.
Menurut sumber di lingkaran Haftar yang dikutip "Wall Street Journal, uang tersebut digunakan untuk merekrut dan membayar para personel serta keperluan militer lainnya. "Kami cukup murah hati," ucapnya.
Selama berada di Saudi, Haftar dilaporkan bertemu Raja Salman bin Abdulaziz. Dia juga melakukan pertemuan dengan Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman. Menariknya untuk disimak, bahwa Haftar adalah orang kepercayaan mantan penguasa Libya, Moammar Khadafi.
Haftar dilahirkan di kota Ajdabiya, Libya. Ia turut terlibat dalam kudeta yang membawa Khadafi ke tampuk kekuasaan pada tahun 1969. Ia juga turut serta dalam kontingen yang dikirim untuk melawan Israel selama Perang Yom Kippur pada tahun 1973.