Perdana Menteri Malaysia, Tun Dr Mahathir Mohamad yang dikenal dengan "Soekarno kecil" itu, di usianya jelang 93 tahun, sudah sangat terkenal di Malaysia. Sekarang, ia menjadi Perdana Malaysia ke- 7 sejak 10 Mei 2018.
Sejak 2018 ini, Mahathir Mohamad menjadi Perdana Menteri Malaysia untuk kedua kalinya di masa yang berbeda. Pertama kali ketika ia menjadi Perdana Menteri Malaysia ke-4. Cukup lama ia menjabat. Sejak 16 Juli 1981 - 31 Oktober 2003.
Di akhir jabatannya ketiga, ia mengundurkan diri. Kenapa ia hanya menjalani pemerintahannya selama 12 tahun dan tidak selesai ? Itu semata-mata untuk peralihan generasi. Karena bertambah lama ia memimpin, maka cenderung untuk menjadi diktator.
Sekarang Mahathir Mohamad terpilih kembali sebagai Perdana Menteri Malaysia di usia jelang 93 tahun. Saya pernah melihat videonya beberapa waktu yang lalu ketika mengeluh tentang dominannya orang China di masa pemerintahan Najib Razak.
Ia pergi melihat dari kejauhan bagaimana sebuah tempat komunitas ekonomi warga Tionghoa sulit masuk ke dalamnya. Mahathir berkata, "kita tidak dibolehkan masuk ke sana." Tetapi sekarang setelah menjadi perdana menteri, hal seperti itu dapat di atasinya.
Menariknya lagi, Mahathir sangat membela tugas seorang wartawan. Baru-baru ini, ia sangat menyayangkan penahanan seorang aktivis media sosial. Aktivis yang namanya tidak dipublikasi kepolisian itu, diduga ditahan karena kicauan-kicauannya di media sosial telah menyerang Putra Mahkota Kerajaan Johor, Malaysia.
"Seperti saya tekankan sebelumnya, tidak ada pemimpin yang bebas dari kritikan. Rakyat bebas mengkritik pemimpinnya jika diperlukan. Kebebasan berekspresi itu penting dalam sebuah masyarakat demokratis. Saya menyesalkan penahanan aktivis media sosial itu," kata Mahathir melalui akun Twitter.
Mahathir menekankan, kritik yang di maksudnya bukan bernada ancaman, memfitnah atau menghina pemimpin berkuasa atau pun Kerajaan. "The Straitstimes.com, " Minggu, 12 Mei 2019, meginformasikan bahwa aktivis media sosial itu diketahui bernama Firdaus Abdillah Hamzah seorang pemimpin redaksi "Neon Berapi." Dia ditahan pada Kamis, 9 Mei 2019 atas tuduhan telah berkata buruk melalui kicauannya di Twitter tentang Putra Mahkota Kerajaan Johor, Tunku Ismail Sultan Ibrahim.
Melalui kicauannya, Firdaus menceritakan dia telah diminta untuk mendatangi kantor polisi pada Kamis siang, 9 Mei 2019. Dia pun meminta pendukungnya untuk tetap tenang. Namun tak lama kemudian, dia mengatakan membutuhkan seorang pengacara.
Aktivis dan desainer grafis Fahmi Reza mengatakan Firdaus telah ditahan oleh Kepolisian Tampoi, Johor. Penahanan itu diduga karena kicauan-kicauannya.
Terkait penahanan aktivis itu, Putra Mahkota Tunku Ismail mengatakan Kerajaan negara bagian Johor tidak membuat laporan pengaduan ke polisi. Kalau pun ada laporan pengaduan, dia memastikan hal itu bukan berasal dari pihaknya. Dia menekankan, penahanan Firdaus tidak ada sangkut-paut dengannya.
Pada tahun 2018, Mahathir Mohamad kembali menjadi Perdana Menteri Malaysia. Ia tidak memperoleh dukungan dari Partai UMNO (United Malaya National Organisation), sebuah partai politik di masa Mahathir jadi perdana menteri tahun 1995, tetapi kali ini, ia didukung partai oposisi, Partai Pribumi Bersatu Malaysia yang berdiri tahun 2016.
Luar biasa, dunia berdecak kagum. Anak laki-laki bernama Mahathir Mohamad, kelahiran 10 Juli 1925 ini sudah mengenyam berbagai penderitaan hidup. Di usia 16 tahun pernah berjualan pisang. Itu terjadi ketika Malaysia di bawah jajahan Inggris. Kemudian di usia 20 tahun, ia sudah mulai berpolitik.
Masyarakat Kedah kenal betul siapa Mahathir. Ia mengorganisir Persatuan Pemuda Kedah Malaya yang kemudian berubah menjadi partai politik yaitu Persatuan Kedah Malaya. Itulah cikal bakal UMNO.
Dari gerakan politik ini, Malaysia merdeka pada 31 Agustus 1957. Ketika Mahathir kuliah di Fakultas Kedokteran di Singapura selama enam tahun, 1947 hingga 1953, ia mempersunting rekannya sesama dokter yang menjadi istrinya, Siti Hasmah Mohd Ali.
Sekembalinya dari Singapura tahun 1953, Mahathir mengembangkan bakatnya sebagai dokter di pelayanan pemerintah. Sebagai pegawai negeri, ia tidak diizinkan berpolitik dan hal itu berlangsung menjelang kemerdekaan Malaysia. Bahkan kemudian agar bisa berpilitik, Mahathir berhenti sebagai dokter. Tetapi, ia mengakui bahwa ketika berpraktek menjadi dokter, keluhan-keluhan pasien bermanfaat buatnya mendengarkan keluhan masyarakat di bidang politik.
Tahun 1964, Mahathir menjadi anggota Parlemen. Usianya ketika itu, 39 tahun. Tahun 1969, terpilih kembali. Dalam pemilihan umum 1974, ia menjadi menteri pendidikan. Hanya dua tahun kemudian, tahun 1976, diangkat sebagai deputi perdana menteri yang kemudian mengantarnya sebagai Perdana Menteri Malaysia tahun 1981.
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyayangkan penahanan seorang aktivis media sosial. Aktivis yang namanya tidak dipublikasi kepolisian itu, diduga ditahan karena kicauan-kicauannya di media sosial telah menyerang Putra Mahkota Kerajaan Johor, Malaysia.
Di periode kepemimpinan sekarang, Mahathir di awal Januari 2019 dinobatkan sebagai "Muslim Man of the Year by The Muslim 500," sebuah peringkat 500 Muslim paling berpengaruh di dunia.
Pada April, Mahathir menduduki peringkat di antara 100 orang paling berpengaruh di dunia untuk tahun 2019 oleh majalah TIME.
Di awal bulan ini, "Fortune.com, " menempatkan Mahathir ke-47 dalam daftar "World's 50 Greatest Leaders, " atau 50 pemimpin besar dunia, menurut laporan The Star, 12 Mei 2019.
Dengan penampilan yang sederhana dan tenang, Mahathir sangat dihormati oleh banyak orang dan dianggap sebagai pemimpin yang kredibel dengan pikiran yang tajam.
Dalam pidatonya di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-73 di New York pada hari Jumat, 28 September 2018, Mahathir menyerukan dengan berani untuk reformasi badan dunia dan menyarankan bahwa veto tidak boleh hanya dengan satu anggota tetap tetapi oleh setidaknya dua dan didukung oleh tiga anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Mahathir juga mengatakan, terakhir kali ia hadir di Majelis Umum ialah tahun 2003 tidak lama sebelum ia pensiun.
"Saya kecewa melihat bagaimana dunia telah kehilangan arahnya," ucapnya.
Kemudian ia mengatakan dunia sekarang ini lebih buruk dari 15 tahun lalu. Ia menyebut tentang perang dagang antara China dan Amerika dan bagian dunia selebihnya merasakan dampaknya.
Mahathir juga mengkritik perlakuan pemerintah Myanmar terhadap Muslim Rohingya yang minoritas dan menuduh bagian dunia selebihnya gagal bertindak.
Mahathir menutup pidatonya dengan bertanya kepada Sidang Majelis Umum PBB: "Negara-negara sekarang telah merdeka, tetapi apakah itu berarti mereka mempunyai hak untuk membantai bangsanya sendiri?," sindirnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H