Penduduk Rusia, banyak juga beragama Islam. Apalagi pemimpin Rusia tidak mempermasalahkannya. Pemimpin militer yang menganeksasi Crimea banyak berasal dari penduduk Muslim Rusia.
Pada hari Minggu itu merupakan peringatan empat tahun aneksasi Crimea oleh Rusia. Putin tidak surut sejengkal pun mundur dari niatnya menganeksasi Semenanjung Crimea.
Bahkan di Crimea, Putin terlihat berbicara dengan para insinyur Rusia untuk membuat jalan dari Crimea ke Rusia. Putin terlihat sedang memeriksa jembatan kereta api sepanjang 19 km di atas Selat Karch yang nantinya menghubungkan Crimea-Rusia. Jalan kereta api itu telah selesai pada 9 Mei 2018 bertepatan dengan hari kemenangan Uni Soviet melawan Nazi Jerman dalam Perang Dunia II.
Di dalam pernyataannya kepada wartawan, Poroshenko meminta rekannya di Eropa dan dunia agar menentang tindakan aneksasi Crimea ini. Bagaimana pun juga Rusia bukanlah negara liberal. Jika ada calon presiden Rusia yang lain, biasanya tidak berpengaruh.
Apalagi Putin banyak menampilkan kekuatan militer Rusia di Suriah sebagai kekuatan penyeimbang dari Amerika Serikat dan sekutunya. Cukup Irak saja yang hancur lebur oleh kekuatan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Pada waktu di Irak ini Rusia masih berbenah diri dan belum siap membantu Presiden Irak Saddam Hussein. Gagasan Gorbachev waktu lalu telah membuat Uni Soviet terpecah-pecah.
Putin boleh disebut sebagai penyelamat kehancuran Uni Soviet dari Gorbachev. Bahkan dengan kedatangan Pemimpin Korut ke Rusia, dunia semakin yakin bahwa negara "Beruang Merah" itu tetap harus diperhitungkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H