Amerika Serikat (AS) baru saja secara resmi menyatakan Pasukan Elit Pengawal Revolusi Iran atau Pasukan Khusus IRGC adalah salah satu organisasi teroris internasional. Tiga pejabat resmi AS mengatakan kepada "Reuters," dan pertama kalinya menyatakan secara resmi, bahwa pasukan elit Iran sebagai grup teroris.
Tetapi, pernyataan hari Senin dari Departemen Luar Negeri AS itu, ada yang menyebutkan sebuah peringatan kepada Republik Islam Iran yang didirikan oleh Imam Khomeini tahun 1979, tetapi boleh jadi rumor tahunan. Yang jelas, perwakilan tetap Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak segera mengomentarinya.
Pasukan Quds IRGC dalah pasukan khusus dari Pengawal Revolusi Iran yang bertanggung jawab untuk operasi ekstrateritorial Iran. Pasukan Quds memberikan laporan pertanggungjawaban langsung ke Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei.
Pada tahun 2007, diperkirakan pasukan ini mencapai 15.000 tentara. Sejak tahun 2007, pasukan Quds sebagai organisasi pendukung terorisme sudah diumumkan sejak tahun 2007. Tetapi pada tahun tersebut, tidak diumumkan secara resmi.
Hubungan AS-Iran kembali memburuk setelah tahun 2015, AS menarik diri secara sepihak dari perundingan nuklir kedua negara. Bahkan sanksi ekonomi tidak pernah dicabut. Untunglah beberapa negara ikut membantu Iran, khususnya Rusia dan Turki melalui kerjasama ekonomi.
Memang benar bahwa sekarang ini, AS telah memasukan pasukan khusus revolusi Iran IRGC dalam daftar hitam. Kalau kita baca kata pengantar di dalam laporan "Terrorist Group Profiles," yang diberi catatan Wakil Presiden AS Ronald Reagan, tahun 1988, yaitu George Herbert Walker Bush dan kemudian menjadi Presiden AS, maka nama Iran belum disebutkan sebagai teroris.
Di dalam kata pengantar laporan setebal 131 halaman itu disebutkan bahwa Iran, Afghanistan dan Libya adalah negara pendukung terorisme. Tahun 2007, pernyataan sebuah pasukan khusus Revolusi Iran, IRGC dinyatakan dengan jelas, sebagai salah satu organisasi teroris yang pekan lalu dipertegas Kementerian Luar Negeri AS.
Membaca laporan organisasi teroris, hampir semua gerakan pembebasan wilayah Palestina, juga disebut teroris. Di dalamnya termasuk Organisasi Pembebasan Palestina, Fatah yang dibentuk tahun 1957. Itu jika membaca laporan dari AS.
Tetapi siapakah sebenarnya yang pertama kali melakukan teror? Bukankah Israel, yang selalu didukung AS. Bahkan terakhir AS menyatakan bahwa Dataran Tinggi Golan adalah wilayah Israel, bukan Suriah. Sebelumnya lagi AS menyatakan bahwa Jerusalem ibu kota Israel.
Sebagai negara adidaya, AS memang banyak memaikan peranan penting di dunia internasional. Dunia mengakui, bahwa AS di samping Rusia, adalah negara pemenang Perang Dunia II. Israel sejauh ini adalah sekutu AS, meski dulu Uni Soviet ikut mendukung berdirinya negara Israel pada tanggal 14 Mei 1948.