Inilah wajah Rusia ketika saya singgah ke negara itu beberapa hari dalam rangka menuju Baghdad, Irak pada bulan Desember 1992. Saya kembali mengingat negara ini sehubungan dengan diselenggarakannya Pameran Foto Tradisi Islam di Museum Istiqlal Taman Mini Indonesia Indah yang dimulai 26 Februari hingga 18 Maret 2019.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva dan Duta Besar Indonesia untuk Federasi Rusia, Mohamad Wahid Supriyadi sudah tentu hadir dalam acara pembukaan Pameran Foto Tradisi Islam di Museum Istiqlal Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, itu.
Terlihat berbagai foto dipamerkan di museum dan sudah tentu hubungan masyarakat Muslim di Rusia yang terlihat dalam foto, kita diingatkan, meski Rusia negara berpaham komunis, penduduk Islam dalam menjalankan syariat agamanya bisa bebas dan terjamin.
Sebagai bukti, baru-baru ini Duta Besar untuk Rusia telah ikut hadir dalam peresmian sebuah masjid di negara tersebut. Menurut data yang dipublikasikan, sekarang penduduk Muslim di sana lebih banyak dari di Malaysia.
Islam di Rusia, memang asing kedengarannya. Tetapi setelah Uni Soviet pecah, kehidupan beragama, termasuk Islam cukup semarak. Apalagi jika menelusuri sejarah Rusia, maka Islam memiliki sejarah yang panjang. Tetapi perlu juga diingat, semasa masih bernama Uni Soviet, berkali-kali kita mendengar ayat-ayat suci Al-Qur'an dilantunkan dari dari sebuah masjid.
Itu biasanya terdengar dari kota Uzbekistan. Suara puja puji itu membawa hanyut jiwa penduduk minoritas Muslim yang berada di sekitarnya. Meski terpencil dan terkungkung di tengah-tengah masyarakat berpaham komunis, mereka tetap memenuhi kewajibannya sebagai umat beragama.
Negara yang pernah dijuluki tirai besi ini amat bersentuhan dengan berbagai kebudayaan di dunia, termasuk Islam. Persentuhan pertama penduduk Moskow, ibu kota Rusia, dengan masyarakat Islam, sudah terjadi sejak Abad XII. Ketika itu terjadi kontak dagang dan hubungan diplomatik antara Rus Vladimir-Suzdal dan daulat-daulat Islam, seperti Khorezm, Derbent dan Mavarannahr.
Di dalam majalah "Gamma " Januari 2001, halaman 48 dijelaskan, yaitu ketika Uni Soviet masih berjaya, baik Islam maupun Kristen Ortodox menjadi barang haram di negara ini. Sejak bubarnya Uni Soviet, perhatian pemerintah Rusia terhadap agama, termasuk Islam menunjukkan peningkatan yang cukup besar. Hal ini saya saksikan ketika ke Rusia pada bulan Desember 1992.
Kebebasan beragama di Rusia itu mulai dinikmati sejak 25 Oktober 1992. Dalam kurun waktu 1990-1999, jumlah organisasi Islam di Rusia meningkat dari 870 menjadi lebih dari 3.000. Begitu pula masjid, ada sekitar 15.000 masjid. Di Moskow saja ada empat masjid. Tahun 2019 ini jumlahnya semakin bertambah.
Hubungan Indonesia dan Rusia sudah lama terjadi. Di dalam buletin khusus tentang hubungan Uni Soviet-Indonesia yang diterbitkan Kedutaan Besar Uni Republik Sosialis Soviet, halaman 18 disebutkan, bahwa di Perpustakaan Negara "Saltikov-Shyedrin" di Leningrad, tersimpan manuskrip kuno, terjemahan kitab Maximillian Transilvan, sekretaris pribadi Kaisar Jerman dan Raja Spanyol Karl V. Kitab tersebut diterbitkan di Koln pada tahun 1522 dan setelah itu diterjemahkan ke dalam bahasa Rusia Kuno.
Awal manuskrip itu: "Mengenai kepulauan Maluku dan pulau-pulau lainnya yang menakjubkan, mengenai pelayaran baru orang-orang Castilia, yaitu orang-orang Spanyol."