Ini foto saat-saat terakhir Presiden ke-2 Republik Indonesia (RI), Soeharto. Foto ini saya unggah dari Tribun. Presiden ke-2 RI ini wafat pada 27 Januari 2008, di usia 86 tahun. Saya yakin, keluarga Cendana akan hikmat mendoakan ayah beliau pada peringatan hari wafat, tanggal 27 Januari 2019 ini, agar Allah SWT mengampuni dosa-dosa sang ayah, kakek atau buyut.
Sudah tentu, hari wafatnya Presiden Soeharto yang telah menyatakan mundur sebagai Presiden RI pada 21 Mei 1998 memunculkan sebuah kenangan setelah beliau memerintah selama 32 tahun, terutama terhadap Golongan Karya yang dilanjutkan Soeharto. Mengapa saya mengatakan dilanjutkan?
Bagaimanapun juga inisiatif pembentukan Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar) datang dari Presiden ke-1 RI, Presiden Soekarno dan Achmad Yani. Pandangan saya ini dimuat dalam Surat Pembaca Harian Umum "Suara Karya," 28 Maret 2001.
Selanjutnya di dalam buku yang saya editori dan diberi pengantar oleh Dekan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Prof. Abdul Bari Azed,S.H, M.H, dan diterbitkan Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum UI halaman vi dan vii, saya menjelaskan sedikit tentang sejarah berdirinya Golkar dan keinginan Presiden RI K.H Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengeluarkan Maklumat Presiden RI tanggal 23 Juli 2001 agar Golkar dibubarkan.
Pada waktu itu Ketua Dewan Perwakilan Rakyat adalah Akbar Tanjung. Ia menulis surat kepada Ketua Mahkamah Agung RI agar segera mengeluarkan fatwa. Pada 23. Juli 2001 itu juga keluar Fatwa Mahkamah Agung yang ditandatangani Ketua Mahkamah Agung, Bagir Manan, bahwa dikeluarkannya Dekrit Presiden bertentangan dengan hukum.
Pada 7 Maret 1999 lahirkah apa yang dinamakan Golkar Baru, yang kemudian menjadi Partai Golkar. Di masa Partai Golkar ini, saya didaftar sebagai Bakal Calon Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Banyak bakal calon berguguran waktu itu. Saya dianulir karena tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk Jakarta, Yang tersisih lainnya termasuk Agum Gumelar, yang hingga batas terakhir pendaftaran, tidak mengembalikan formulir. Waktu ini Fauzi Bowo (Foke) ditetapkan sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Peta politik Pilres dan Pemilu 2019 kali ini sangat menarik. Partai Golkar bergabung dengan PDI-P. Sementara aktifis Partai Golkar Siti Hediati Hariyadi, yang sering dipanggil Titiek Soeharto, juga mantan istri Prabowo Subianto menyeberang dari Partai Golkar ke Partai Berkarya pimpinan Tommy Soeharto. Karena hanya ada dua Capres 2019, maka Partai Berkarya ikut mendukung Capres Prabowo Subianto, mantan suami Titiek Soeharto.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI