Tanggal 5 September 2018 baru saja berlalu. Itu adalah hari penting buat bangsa Indonesia, khususnya keluarga besar almarhum Adam Malik, karena pada tanggal itu, tepatnya pada 5 September 1984, mantan Wakil Presiden Republik Indonesia ke-3 , juga mantan menteri luar negeri itu meninggal dunia.
Adam Malik adalah putera asli Penatangsiantar, Sumatera Utara. Lahir pada 22 Juli 1917. Ia bernama lengkap Adam Malik Batubara, tetapi lebih populer dengan panggilan hanya Adam Malik.
Sudah tentu para pengamat politik dan aparatur pemerintah Indonesia membantahnya. Tahun itu juga saya bekerja di Majalah "Biografi Politik," sebagai redaktur senior. Di edisi 2009, saya nenulis khusus tentang Adam Malik. Ada beberapa orang yang saya hampiri di antara kedua anak Adam Malik, Otto Malik dan Antarini Malik. Keduanya membantah, bahwa "tidak mungkin ayah saya Agen CIA."
Adik Otto ke dua pun sama. Diberi nama Subakat yang diambil dari nama orang kepercayaan Tan Malaka. Belakangan nama adiknya diubah menjadi Imron Malik. Otto menjelaskan bahwa ayahnya pengagum Soekarno dan Tan Malaka, pendiri Partai Murba. Ia mendapatkan buku-buku Tan Malaka yang diselundupkan dari Singapura melalui kelompok pergerakan di Pematangsiantar.
Memang semua negara waktu itu dekat dengan Amerika Serikat, termasuk Indonesia. Sebagai upaya agar tidak dipengaruhi Uni Soviet maupun Republik Rakyat China, untuk mengkomuniskan sebuah negara, maka Amerika Serikat mendekati negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Sekali lagi dekat bukan berarti warga yang didekati seperti Adam Malik harus menjadi agen CIA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H