Asian Games XVIII di Jakarta dan Palembang resmi dibuka Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) tanggal 18 Agustus 2018 malam di Gedung Olahraga Bung Karno, Senayan, Jakarta.
Semua mata masyarakat di tanah air maupun di belahan dunia ini tertuju ke sebuah bangunan monumental yang digagas dan dibangun oleh Presiden RI Pertama Ir. Soekarno.
![timthumb-5b78acbc43322f14833e7db2.jpeg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/19/timthumb-5b78acbc43322f14833e7db2.jpeg?t=o&v=770)
![sport.detik.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/19/da6f2ce8-071e-4ee5-8519-e75dc4345622-169-5b78acea12ae944fa83a2112.jpg?t=o&v=770)
Indonesia berhasil membangkitkan harkat dan martabat bangsa melalui simbol-simbol olahraga. Itulah upaya Bung Karno yang sering menterjemahkan sesuatu dengan berbagai simbol, manifestasi semangat yang sedang bergelora, sekaligus membangkitkan semangat negara-negara Dunia Ketiga yang mencintai perdamaian dunia.
Gagasan awal telah dikumandangkan di Bandung dalam Konferensi Asia-Afrika tahun 1955. Sebuah semangat untuk bersatu dan bebas dari kolonialisme.
Keberhasilan Indonesia mematrikan rasa senasib dan kebersamaan di antara negara-negara yang pernah mengalami penjajahan ini berlanjut ke Beograd dengan memetakan posisi negara tersebut ke dalam Konferensi Tingkat Tinggi Negara Non-Blok.
Untuk itulah Bung Karno memunculkan ide membangun gedung olahraga yang pada waktu itu terbesar di Asia, yaita Gedung Olahraga Bung Karno. Gagasan besar Bung Karno ini terus bergulir dan pada 8 Februari 1960 pencanangan tiang pertama sebagai awal untuk mewujudkan kebanggaan bangsa terhadap dunia luar.
Stadion yang dibangun ini akan dipersiapkan untuk penyelenggaraan Asian Games IV. Istilah Stadion Bung Karno mulai terdengar ketika Ir Djuanda mengumumkannya pada 17 September 1962 sebagai nama yang akan diberikan pada kompleks Asian Games IV itu.
Memang nama Soekarno sempat terpinggirkan, di mana Gelora Bung Karno diubah menjadi Stadion Utama Senayan. Tetapi setekah bergulirnya gelombang reformasi, nama Bung Karno kembali dipulihkan.
Melalui Surat Keputusan Presiden No.7/2001, 17 Januari 2001, Presiden Abdurrahman Wahid, nama stadion itu dikembalikan kepada nama semula.
![dok.pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/19/p-20180818-092315-5b78b9bb6ddcae5a951df8a4.jpg?t=o&v=770)