Hari Jumat, 1 Juni 2018, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Banga (PBB) Antonio Guterres menyerahkan langsung penghargaan untuk prajurit Indonesia yaitu Medali Dag Hammarskjold kepada Wakil Tetap RI untuk PBB Dian Triansyah Djani.
Wakil tetap RI di PBB ini hanya mewakili Bripka Azis Sumanto, personil pasukan perdamaian Indonesia yang gugur dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB. Banyak juga negara lain yang menerima penghargaan seperti ini, termasuk Indonesia yang merupakan salah satu negara ikut aktif mengirimkan pasukan demi menjaga perdamaian dunia.
Kenapa Medali Dag Hammerskjold ? Karena ia dan Lester B. Perason yang kemudian nenjadi Menlu Kanada mengusulkan kepada Majelis Umum PBB agar dibentuk Pasukan Perdamaian PBB. Adalah "United Nations Emergency Force (UNEF)," yang merupakan model dari generasi pertama Pasukan Perdamaian Internasional, untuk membantu menjaga perdamaian di kawasan Terusan Suez, termasuk memaksa pasukan Inggris, Prancis dan Israel mundur dari Terusan Suez, membantu daerah penyangga di antara pasukan Mesir dan Israel hingga ke penyelesaian gencatan senjata.
Sekjen PBB waktu itu mendaftarkan Indonesia sebagai salah satu negara di antara negara-negara penyedia pasukan UNEF. Pada waktu ini disebut UNEF I, di mana pasukan perdamaiannya, selain Indonesia, yaitu Kanada, Yugoslavia, India, Brazil, Kolumbia, Denmark, Swedia,Norwegia dan Finlandia. Tugas yang diemban UNEF I, dari Januari hingga September 1957. Pasukan Perdamaian PBB dari Indonesia dipimpin Letnan Kolonel Hartoyo.
Perlu diketahui bahwa Sekjen PBB Dag Hammarskjold adalah Sekjen PBB kedua. Menjabat di bulan April 1953 dan pada September 1961 tewas akibat kecelakaan pesawat.
Perang Arab-Israel terus berlanjut hingga tahun 1967 ke tahun 1971-1973. Dapatkah dikatakan upaya perdamaian di Timur Tengah dianggap gagal. Dalam hal ini PBB menganggap perlu dibentuk kelanjutan UNEF yang diberi nama UNEF II. Usul pembentukan UNEF II ini diprakarsai delapan negara Non-Blok, yaitu Indonesia, Guinea, India, Kenya, Panama, Peru, Sudan dan Yugoslavia.
Begitu UNEF II resmi terbentuk pada 24 Oktober 1973, tepat pada hari lahir PBB ke 28, maka pasukan perdamaian diturunkan ke Kairo, Mesir. Pada waktu inilah Mayor Jenderal Rais Abin memperoleh posisi sebagai Panglima Pasukan Perdamaian di Timur Tengah yang bermarkas di Kairo.
Usaha yang dilakukan Rais Abin berhasil mengajak negara yang bersengketa, yaitu Mesir dan Israel ke meja perundingan. Rais Abin pun melaporkannya kepada Sekjen PBB waktu itu, Dr Kurt Waldheim. Seterusnya ditindaklanjuti Presiden AS Jimmy Carter mendamaikan dua negara bersengketa di Camp David. Presiden Mesir Anwar Sadat dan Perdana Menteri Israel Menachem Begin menandatangani perjanjian perdamaian di Camp David, sebuah tempat peristirahatan Presiden AS yang berbukit dan luas.
Sudah tentu Rais Abin menerima penghargaan dari Sekjen PBB Kurt Waldheim berupa bendera PBB. Bendera itu kemuduan diserahkan kepada Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur pada hari Jumat, 26 Januari 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H