Hari ini, Senin, 17 Oktober 2016, Kelas Inspirasi Depok 3 dimulai. Saya tahu betul jadwalnya, karena awalnya saya rencananya akan mengikuti kelas mengajar di salah satu sekolah dasar di Depok. Saya sudah mengikuti apa yang dinamakan sebuah pembekalan di Kantor Walikota Depok. Mengasyikan. Tetapi oleh karena sesuatu hal, pada hari H nya saya batal mengikutinya.
Suasana Kelas Inspirasi yang kali ini untuk ketigakalinya di Depok sudah tentu kita sambut dengan baik. Sekurang-kurangnya sang pengajar dari berbagai disiplin ilmu ini akan membagikan pengalamannya kepada anak-anak sekolah dasar di mana ia ditempatkan. Membagi pengalamannya yang sudah tentu menyesuaikan dengan usia anak sekolah dasar agar apa yang diterangkannya bisa dipahami anak-anak tersebut.
Pada foto di atas sangat terlihat bagaimana dua kelompok anak sekolah dasar yang pergi sekolah dan anak seusia mereka yang tidak bersekolah di mana mereka tidak bisa melanjutkan sekolah atau benar-benar sejak awal tidak mampu bersekolah dikarenakan ketidakmampuan ekonomi orang tua mereka.Bagi kami, termasuk saya di awalnya, memang dengan ikhlas akan memberikan pengalaman yang dimiliki masing-masing kepada mereka dengan bahasa komunikasi sederhana di mana mereka bisa memahami bagaimana pekerjaan seorang dokter itu, pengusaha dan seorang penulis dan wartawan seperti saya.
Memang saya pernah berdialog dengan seorang guru SD. Ia menuturkan mengajar beberapa mata pelajaran.Saya sedikit kaget, karena sewaktu saya di SD tidak demikian. Atau dikarenakan cara menyampaikan mata pelajarannya, sehingga tidak bisa dipahami anak didik. Sepertinya hal ini perlu memperoleh perhatian serius. Lihatlah foto di bawah ini, bagaimana anak-anak sekolah berjuang keras hanya untuk tiba di sekolah. Belum lagi kita bicara bagaimana persiapannya menerima pelajaran dalam kondisi lelah.
Belum lagi keprihatinan kita hilang, harian "Kompas," hari ini, Senin, 17 Oktober 2016 membuat judul di halaman mukanya "Jutaan Lulusan SMK Menganggur." Oleh karena itu memang patut dipetanyakan bagaimana masa depan anak sekolah kita?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H