Apa yang diungkapkan di buku tersebut dalam Pendahuluannya, data primer yang saya peroleh di Irak selama saya berkunjung ke sana untuk kedua kalinya, September 2014, juga menyebutkan peristiwa tanggal 7 Juni 2014, saat ISIS berada di provinsi Anbar, di mana sebagian ISIS menyerbu sebuah universitas di kota Ramadi. Di tempat ini mereka telah menyandera ratusan mahasiswa, tetapi dibebaskan untuk memperoleh simpati dari orang-orang Sunni di tempat tersebut.
Hal ini hampir sama dengan informasi tertulis yang saya peroleh, pun disebutkan betapa ISIS sangat mudah masuk kota Mosul yang terletak di Utara Irak di provinsi Ninawa yang berbatasan langsung dengan Suriah. Hal ini sudah tentu mengejutkan masyarakat Irak dan dunia, karena pasukan keamanan Irak yang berada di tempat tersebut tidak melakukan perlawanan sama sekali, bahkan telah menyerahkan senjata dan material tempur mereka kepada ISIS.
Lebih anehnya lagi pasukan keamanan Irak melepas seragam militer dan menyamar sebagai orang sipil dan mereka ikut mengungsi bersama rakyat yang eksodus meninggalkan kota Mosul. Akibatnya seluruh kota Mosul dikuasai ISIS dengan mudah. Begitu pula Gubernur Provinsi Ninawa yang berkedudukan di Mosul dengan aman mengungsi ke Erbil (wilayah Kurdistan). Jadi semua ini sama dengan pernyataan Donald Trump ketika dulu masih berkampanya sebagai Calon Presiden Amerika Serikat. "Mantan Presiden Barack Obama yang membentuk ISIS."
Menyinggung masalah Si’ah, tidak lengkap jika tidak membicarakan Sunni di Irak, penduduk minoritas di sana. Pernah saya bercanda, ketika Presiden Saddam Hussein (Sunni) berkuasa di Irak, saya anggap sebagai suatu kemujuran karena ia (minoritas) bisa memimpin penduduk mayoritas (Si’ah). Ini pula yang menggembirakan perjalanan saya ke Irak untuk kedua kalinya, di mana saya bisa melihat Masjid Al-Kufah di Kufah,Irak dan pergi ke Padang Karbala, di mana Hussein (anaknya Ali r.a) tewas mengenaskan di sini. Lehernya dipotong oleh musuh.
Sudah tentu cerita tentang sahabat Nabi Muhammad SAW, Ali r.a, sekaligus menantu nabi merupakan cerita tentang cucuran air mata. Ali r.a dibunuh di Masjid Al-Kufah ketika beliau sedang Shalat Shubuh, anaknya Hasan, meninggal diracun dan Husein tewas dipotong lehernya. Dalam hal ini, penduduk Si’ah sangat menghormati wilayah yang saya datangi tersebut. . Tetapi saya (Sunni) menterjemahkannya, saya juga sebagau Sunni, menghormati juga masjid itu sebagai tempat bersejarah ke Khalifahan Ali r.a, Khalifah ke-4 setelah Abubakar , Umar, dan Usman, meski Shi’ah tidak mengakui ketiga khalifah sebelum Ali r.a..
Bagaimana pun buku ini sangat menarik. Banyak kalimat-kalimat yang kita terjemahkan sendiri ke bahasa lain, tidak lagi larut dengan bahasa intelijen, di mana bagi masyarakat awam seperti kita sangat sulit menterjemahkannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H