[caption id="attachment_324984" align="alignnone" width="526" caption="Buku yang diterbitkan oleh IIS, FISIP UGM Yogyakarta dan bekerjsama dengan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI tahun 2013 ini diberikan Letjen (Purn) Rais Abin/Pelaku Sejarah kepada saya pada Selasa, 25 Februari 2014 ."][/caption]
Institute of International Studies Universitas Gajah Mada (IIS UGM) telah menerbitkan penelitiannya berbentuk sebuah buku berjudul: "Indonesia dan Misi Perdamaian PBB: Tinjauan Diplomasi dan Politik Luar Negeri," di tahun 2013.Dalam hal ini UGM bekerjasama dengan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian Tentara Nasional Indonesia dan sudah didiskusikan dan diluncurkan pada Oktober 2013 di UGM.
Buku ini mengulas tentang Pasukan Perdamaian dalam Tatanan Global dan Peran Serta Indonesia dalam Misi PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa).
Bagaimana bangganya bangsa ini, karena banyaknya putera bangsa terbaik ikut serta dalam menciptakan perdamaian di dunia. "Peningkatan komitmen yang dilakukan Indonesia dalam pengiriman pasukan pemelihara perdamaian telah mendapatkan apresiasi yang tinggi dari dunia internasional serta dukungan yang lebih luas bagi Indonesia baik yang berupa material maupun moral," demikian salah satu kesimpulan kajian IIS UGM yang mulai tertarik pada isu perdamaian dunia PBB ini tahun 2012.
Buku hasil penelitian ini sudah cukup menjadi bahan utama bagi para peneliti lainnya yang sedang mengkaji masalah-masalah perdamaian di dunia. Buku setebal 114 halaman ini juga berisi gagasan-gagasan ke depan dari para peneliti IIS UGM agar bangsa Indonesia lebih diperhitungkan lagi di dunia internasional.
Tak berkelebihan apabila saya juga sangat tertarik sekali membacanya, meski agak terlambat, karena baru saja diberikan oleh Letjen (Purn) Rais Abin, pelaku sejarah, pada hari Selasa, 25 Februari 2014. Pun ikut mengucapkan terimakasih karena buku yang saya tulis: "Rais Abin,Panglima Pasukan Perdamaian PBB di Timur Tengah 1976-1979 (Jakarta: Penerbit Kompas, 2012) ikut menjadi bahan penelitian sekaligus referensi.
Memang bagaimana pun juga ketika kita membicarakan masalah Perdamaian Dunia, nama Rais Abin tidak mungkin dilupakan. "Dialah perwira pertama Indonesia, bahkan satu-satunya sampai sekarang sebagai Panglima Pasukan Perdamaian di Timur Tengah," ujar Pemimpin Umum Harian Kompas, Jacob Oetama di dalam Sekapur Sirih buku tersebut. Ia yang pada masa itu masih berpangkat Mayor Jenderal berhasil membawahi 7.000 personil berasal dari 10 negara yang berbeda yaitu, Indonesia, Kanada, Yugoslavia, India, Brazil, Kolumbia, Denmark, Swedia, Norwegia dan Finlandia. Ucapan keberhasilan Rais Abin itu juga dinyatakan oleh Sekjen PBB kala itu Dr.Kurt Waldheim. Sebuah prestasi luar biasa yang dicapai oleh salah seorang putera bangsa terbaik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H