Mohon tunggu...
Dasilvawati Pamungkas
Dasilvawati Pamungkas Mohon Tunggu... Guru - guru

guru matematika

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengalisis Asesmen di Kelas

24 November 2023   17:39 Diperbarui: 24 November 2023   17:59 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh Jawaban Siswa 2/Dokpri

Asesmen yang dilakukan pada fase E di kelas X Tata Busana 2 dengan menggunakan Asesmen Formatif yaitu Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) pada materi SIstem Persamaan LInear Tiga Variabel (SPLTV). Untuk Capaian Pembelajarannya yaitu diakhir fase E, Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear tiga variabel dan sistem pertidaksamaan linear dua variabel. Mereka dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan dan fungsi kuadrat (termasuk akar bukan real), dan persamaan eksponensial (berbasis sama) dan fungsi eksponensial. Tujuan Pembelajaran nya yaitu Siswa dapat menyelesaikan masalah dengan sistem persamaan linear tiga variabel (SPLTV).

Berdasarkan hasil pengamatan di kelas X Busana 2, pengerjaan LKPD dilaksanakan secara berkelompok sehingga peserta didik dapat berdiskusi dan saling menjelaskan (tutor sebaya) kepada teman kelompok yang belum memahami isi dari LKPD tersebut. Pengerjaan secara berkelompok ini sesuai dengan tahapan perkembangan sosio-emosional peserta didik. Berdasarkan pandangan Masaaki (2012) bahwa siswa lebih menguasai pengetahuan dan keterampilan melalui saling ketergantungan positif dan dialog antar teman. Sehingga pengerjaan LKPD secara diskusi dengan teman lebih efektif.

Berdasarkan teori yang dikemukakan Piaget, anak pada usia 15-16 tahun berada pada tahap perkembangan yang memungkinkan mereka telah mampu berpikir abstrak dengan memanipulasi di kepalanya tanpa bergantung pada kondisi yang konkret (Sutianah, 2021). Berdasarkan hasil pengerjaan LKPD, dapat ditarik kesimpulan bahwa peserta didik telah mampu memikirkan pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan pengerjaan LKPD sudah disesuaikan dengan perkembangan kognitif peserta didik, yang mana ditunjukkan oleh penerapan Problem Based Learning oleh guru saat menyajikan pembelajaran SPLTV tersebut.

Selanjutnya, asesmen yang dilakukan oleh guru juga sudah menunjukan kesesuaian dalam mempertimbangkan aspek lingkungan budaya dan karakteristik peserta didik. Dapat dilihat dari hasil penelitian peserta didik di kelas mayoritas berbudaya Sunda, dan bertempat tinggal di daerah Bandung. Dari data menunjukan bahwa peserta didik yang dari etnis Sunda sebanyak 84%, peserta didik yang dari etnis Jawa Sunda = 13% , dan peserta didik yang dari etnis  Jawa = 3%. LKPD yang disusun sesuai dengan latar belakang budaya dan karakteristik peserta didik. Hal ini ditunjukan dari permasalahan yang berada di LKPD yaitu mengenai kain Batik Garutan, Mega Mendung, dan Deramayan. Batik-batik tersebut merupakan batik asal daerah Sunda. 

Peserta didik merupakan dari kelas Tata Busana yang mana peserta didik tidak asing dengan kain, dan harga kain. LKPD yang dikerjakan mengenai mencari harga kain. Hal ini sesuai dengan lingkungan dan kebiasaan peserta didik di sekolahnya. Peserta didik juga sudah mampu memodelkan dari permasalahan kontekstual ke kalimat matematika, dan menjadi SPLTV. Berdasarkan kesesuaian penyajian LKPD dengan latar budaya dan karakteristik peserta didik, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyajian asesmen tersebut disesuaikan dengan pendekatan CRT (Culturely Responsive Teaching). Selanjutnya, peserta didik sudah mampu mencari penyelesaian dengan metode eliminasi dan substitusi. Hal tersebut menunjukan bahwa LKPD yang dibeirkan kepada peserta didik sudah sesuai dengan kemampuan peserta didik.

Hasil penelitian peserta didik di kelas dengan LKPD yang disusun sudah menunjukan kesesuaian untuk memberikan ruang bagi peserta didik untuk bisa memberikan umpan balik. Umpan balik tersebut berupa, sikap kritis, pemahaman, kreatif dari peserta didik. Dari pengerjaan LKPD, dapat terlihat pemahaman siswa mengenai SPLTV, kemampuan siswa dalam memodelkan masalah kontekstual menjadi kalimat matematika, kemampuan siswa dalam mencari nilai variabel dalam SPLTV untuk menyelesaikan permasalahan. Pada LKPD penyelesaian permasalahan tidak terikat dengan langkah-langkah, sehingga siswa dapat mencari penyelesaian dengan kreatifitas mereka. 

Berdasarkan hasil LKPD peserta didik, ada beberapa kelompok yang menggunakan cara penyelesaian dengan berbeda cara. Sehingga ini membuat mereka berpikir kritis bahwa untuk memecahkan permasalahan memiliki beberapa cara. Maka dari itu, berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian yang dilakukan, kami sebagai guru ingin meningkatkan kemampuan menganalisis tahapan perkembangan peserta didik. Agar dapat melaksanakan pembelajaran dan asesmen yang sesuai dengan perkembangan peserta didik. Kami ingin meningkat kemampuan melaksanakan pembelajaran dan asesmen yang sesuai dengan lingkungan budaya dan karakter peserta didik. Agar pembelajaran dan asesmen mudah dipahami oleh peserta didik karena peserta didik tidak asing dengan kontekstual pembelajaran dan asesmen.

Daftar Pustaka

Masaaki, A. (2012). Dialog dan Kolaborasi di Sekolah Menengah Pertama Praktek “ Learning Community”. Pelita Kerjasama Diknas, Kemenag dan JICA.

Sutianah, Cucu (2021). Perkembangan Peserta Didik. Dr. Cucu Sutianah, S.Pd. Pasuruan. PT. Qiara Media

Lampiran 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun