Sewaktu saya kecil, jauh sebelum era kejayaan duet maestro lapangan tengah Xavi-Iniesta, mata dan pikiran saya lebih tertuju dan kagum terhadap duet Gerrard -- Lampard yang menjadi pilar lapangan tengah di Timnas Inggris dan Klubnya masing-masing (Liverpool dan Chelsea).
Mereka adalah pemain cerdas. Mereka seperti 'bermain tanpa keringat' mampu menjaga ritme permainan, mampu mengendalikan permainan, dan menjaga keseimbangan tim.Â
Maka secara ideal, dapat dibayangkan ketika mereka berdua disatukan dalam satu tim, tim tersebut akan menjadi tim dengan corak permainan yang indah.Â
Namun praktik berkata lain, timnas inggris di masa mereka bermain terseok-seok dan cenderung minim prestasi, meskipun banyak yang menilai timnas inggris di era mereka bermain adalah masa keemasan.
Terlepas daripada itu semua, penikmat sepakbola akan paham betul, bagaimana kehebatan kedua pemain ini sebagai individu pemain bola. Skill yang tidak perlu diragukan, mental dan passion dalam sepakbola mereka jauh melampaui pemain seusianya.
Secara statistik individu maupun bersama Klub, Frank Lampard jauh diunggulkan daripada rekannya, Steven Gerrard. Namun kita tidak bisa kesampingkan, bagaimana sikap wibawa dan Ksatrianya Gerrard saat menjadi kapten Liverpool yang pada waktu itu masuk dalam era puasa gelar. bahkan dia tetap berdiri tegak saat insiden kepleset 2014 dan bahkan jadi bahan bullyan fans klub rival hingga saat ini.
Masa kecil saya puas dengan melihat suguhan permainan berkelas ala Gerrard dan Lampard. Kini di saat dewasa, saya disuguhkan kembali oleh aksi kedua legenda ini. Namun mereka kini berganti peran, menjadi Manager.
Jika dilihat statistik karir kepelatihan keduanya, Gerrard sedikit lebih beruntung daripada Lampard, terbukti dengan raihan Unbeatten bersama Klub Ranger, Klub debut nya saat menjadi Pelatih.Â
Kini Gerrard ditunjuk menjadi pelatih aston villa, dengannya Aston Villa disulap menjadi tim dengan permainan atraktif, ditambah lagi dengan datangnya Phillipe Coutinho, yang saya yakini berkat ajakan Gerrad Secara Pribadi.
Meskipun kurang beruntung daripada Gerrard soal urusan kepelatihan. Namun kita juga tidak bisa anggap sepele Lampard saat jadi pelatih. Perjalanaan kepelatihan Lampard memang masih di tahap awal, masih belum ada pencapaian apa pun.Â
Namun kecerdasan dan etos kerjanya tidak bisa di remehkan. Dibawah Lampard, Derby County (klub debutnya melatih) yang sebelumnya hanya "haha-hihi" saja di divisi championship, dirubahnya menjadi kandidat kuat klub promosi liga Inggris.
Kemudian di Chelsea, Lampard datang sebagai status legenda yang kembali, kejeliannya melihat potensi muda melambungkan nama Mason Mount dan beberapa jebolan akademi chelsea lainnya.Â
Bayangkan, meskipun ditengah embargo transfer, chelsea dengan squad muda pilihan Lampard yang cenderung biasa aja, disulap menjadi squad tangguh yang mampu menembus babak 16 besar champions league 2020/2021. Dan kemudian juara di tahun yang sama, meskipun saat 16 besar hingga final bukan Lampard lagi yang melatih.
Karir Lampard saat menjadi manager  chelsea bagi saya hanya hancur oleh ambisi Roman Abramovich yang menginkan chelsea meraih gelar di musim itu. Mungkin menurut beliau, performa chelsea waktu itu belum memenuhi standart ekspektasi Pak Abramovich.
Padahal, menurut saya, dengan etos kerja dan kecerdasan yang dimiliki Lampard, jika diberi waktu lebih lama sedikit, mungkin chelsea akan dibawanya ke arah yang lebih daripada waktu itu.Â
Berbagai kendala dan keterbatasan lah yang menghambat kiprah Lampard di chelsea waktu itu. Tapi mau bagaimana lagi, Pak Abramovich lebih percaya prokes daripada proses (?)
Saat ini Lampard ditunjuk menukangi everton, yang baru saja ditinggal manager lamanya Carlo ancelotti yang kembali melatih Real madrid. Langkah brilian nya dalam menemukan talenta di diri pemain dia buktikan dengan merekrut Donny Van De Beek, pemain bagus yang minim menit bermain di Manchester United. dan Dele Alli, mantan youngstar Tottenham Hotspur yang hampir tidak dilirik karena memiliki kedisiplinan yang buruk.
Sebagai fans liga inggris yang tumbuh besar seiring dengan tumbuh kembang kedua pemain ini. Saya merasa cukup bangga dapat melihat langsung bagaimana hebatnya kedua pemain ini saat menjadi pemain, tinggal menunggu saja kehebatan mereka saat beralih profesi menjadi Pelatih dan manager Tim.Â
Meskipun saat ini masih jauh jika di sandingkan dengan dua nama besar pelatih top, macam Jurgen Klopp dan Pep Guardiola, namun dari hati terdalam saya yakin, Frank Lampard dan Steven Gerrad akan menjadi Pelatih Top, Di masanya. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H