Mohon tunggu...
Dasilva ari
Dasilva ari Mohon Tunggu... Pengacara - Sebab kita sering lupa, maka menulis adalah kunci

Coguyon ergo sum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Eksploitasi Kemarahan dalam Media Sosial Masa Kini

17 Januari 2020   04:02 Diperbarui: 17 Januari 2020   04:08 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi memang benar juga, kita terlalu naif untuk bilang tidak mencintai konflik, kita bilang kita tidak suka perpecahan atau konflik, namun pada nyatanya dalam circle kita sendiri, kita sering membahas hal -- hal berbau konflik. Contoh sederhana pembahasan ghibah di warung kopi tentang Si A yang tidak suka Si B, akhirnya berujung dengan Nyinyir satu sama lain.

Hal itu yang mungkin dijadikan peluang bisnis bagi para konten kreator di platform manapun. Bahkan Selebriti nanggung macam lucinta luna, menaikan popularitasnya dengan mengunggah Video marah -- marahnya, sehingga menjadi terkenal dan viral.

Memang geli -- geli enak melihat konflik dan eksploitasi kemarahan yang disajikan dalam media. Kita yang melihat, seperti merasakan ironi diatas ironi. Padahal kan, mengungkapkan emosi negatif di media sosial  adalah tindakan menelanjangi diri. Ah memang kita suka yang telanjang -- telanjang kok. Pantas saja kita suka dengan hal - hal ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun