Kedua, konsep berfungsi nilai. Begitu suatu objek berhasil diikat (captured) maka entitas tersebut siap untuk di-assess terkait signifikansi dan kebermanfaatannya.Â
Ketiga, konsep menjadi media komunikasi, dalam hal ini antara pemerintah dengan rakyatnya. Melalui konsep rakyat bisa membaca rencana-rencana dan gambaran umum pelaksanaan program.Â
Konsep mewadahi konten percakapan antara pihak-pihak yang berkepentingan. Keempat, konsep menjadi alat pertanggung-jawaban. Pemerintah menyampaikan kepada rakyat bahwa dirinya memiliki komitmen untuk merealisasikan cita-cita sebagaimana bunyi redaksi dalam konsepnya.Â
Dan kelima, konsep berfungsi evaluasi. Pemerintah, bersama rakyat, bersama-sama mengevaluasi apakah pelaksanaan program telah berjalan sesuai dengan yang dikonsepsikan.
Artikel ini memandang Merdeka Belajar yang diusung Mendikbud dikembangkan dengan pendekatan heuristik--yakni lebih bersifat strategis, praktis, dan intuitif. Efektivitasnya secara persis akan dilihat berdasarkan penyelenggaraan real begitu program digelindingkan.
Kalau boleh bermain episode tentang "merdeka belajar" sebagai istilah (huruf kecil), di luar Episode Merdeka Belajar I-II-III-IV (huruf besar sebagai kebijakan), maka narasi merdeka belajar terbagi menjadi 5 episode.
Pertama, episode ketika merdeka belajar masih menjadi istilah bebas. Istilah bebas artinya milik kamus dan thesaurus; bukan milik pemerintah, bukan milik publik.Â
Sebagai penghuni kamus maknanya sirkuler; maknanya diketahui hanya berdasarkan kaitan-kaitannya dengan entri-entri leksis yang lain di dalam kamus-thesaurus itu. Dan begitu keluar dari dunia kamus makna ini bergerak liar seperti radikal bebas, bunyinya akan tergantung pada tempat ia menempel.
Kedua, episode ketika istilah merdeka belajar menjadi terminologi Pemerintah, yakni ketika Pemerintah bekerja menafsirkan apa makna merdeka belajar. Pemerintah mengambil langkah "aman" dengan memungut istilah yang "tidak bermasalah" secara makna, baik dalam kamus maupun dalam masyarakat.
Di dunia kamus, istilah merdeka belajar, bahkan sebelum dijadikan pilihan nama untuk sebuah kebijakan, sudah inheren di dalamnya seperangkat nilai superlatif.Â
Dalam arti luas, merdeka belajar adalah filosofi tentang hidup, tentang "being" (merdeka untuk belajar; merdeka karena belajar) dan "becoming" (merdeka dengan belajar; merdeka melalui belajar).Â