Memperoleh skor TOEFL tinggi merupakan satu dari sekian topik yang ramai dibahas terutama menjelang awal tahun akademik karena banyak lulusan baru SMA, juga lulusan sarjana (S-1, S-2), yang berlomba mendapatkan beasiswa demi melanjutkan belajar di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia, atau di negara-negara yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar perkuliahan di universitas.
Tentang tes TOEFL ini Kompasiana juga telah menampilkan bermacam-macam tulisan yang menarik, dari topik tentang makhluk apakah TOEFL, apa saja manfaatnya, apa saja jenis-jenis dan perbedaannya dengan tes-tes yang lain, dan di mana tempat mengikuti tes TOEFL. Juga dibahas tentang apa saja yang harus dilakukan sebelum mengikuti tes, apa saja persyaratannya, bagian-bagian mana saja yang “paling” sulit dalam menjawab soal-soal TOEFL, dan lain-lain.
Kali ini topiknya masih tentang TOEFL, terutama paper-pencil based untuk tes setara TOEFL. Tulisan ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca yang akan mengambil tes TOEFL atau akan belajar TOEFL untuk meningkatkan skor demi melamar beasiswa keluar negeri.
Tulisan ditutup dengan tips-tips ringan dalam belajar TOEFL. (Ingat ya guys, belajar TOEFL jangan menunggu saat ketika ada pembukaan beasiswa. Lebih bijak menyiapkannya dari sekarang!)
1) Skor awal, rentang waktu, dan gaya belajar. Pertanyaan sebelum belajar TOEFL: Berapa skor awal kemampuan Bahasa Inggris yang dimiliki/diperoleh; berapa lama belajar untuk memperoleh skor akhir yang diinginkan; dan bagaimana cara belajar yang efektif?
Biasanya penyedia pelatihan/belajar TOEFL akan memberi tes permulaan yang dikenal dengan placement test. Tes ini untuk mengetahui kemampuan dasar atau kemampuan awal (entry level) peserta sebelum mereka mengikuti latihan.
Dengan mengetahui kemampuan awal diharapkan teridentifikasi kebutuhan belajar yang meliputi cakupan dan kepadatan materi, urutan materi sesuai prioritas penyampaian, strategi dan trik-trik antara teori dan latihan-latihan soal, mekanisme bimbingan, jenis-jenis tugas untuk pengayaan, dan lain-lain.
Berdasarkan hasil tes awal lembaga pelatihan biasanya akan mengelompokkan peserta ke dalam kelas-kelas, seperti kelas 1 bulan (5 minggu), 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan dan seterusnya.
Lama waktu belajar menggambarkan kemampuan awal yang dimiliki. Semakin tinggi semakin singkat, demikian juga sebaliknya semakin rendah semakin lama.
Tentu saja harapannya adalah mendapat skor tinggi di akhir pelatihan; syukur-syukur bisa melampaui 600 ya. Jadi bisa langsung terbang keluar negeri.
Peserta latihan TOEFL yang baik menyiapkan diri untuk belajar dengan sungguh-sungguh apa pun hasil tes awalnya, baik rendah maupun tinggi.