Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Surat Terbuka untuk Mendikbud tentang SMA Berasrama

3 April 2017   06:31 Diperbarui: 4 April 2017   15:21 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Judul tweet di antaranews itu memancing saya untuk meretweet, dan menulis surat terbuka untuk Mendikbud.  Penulis sampaikan srbaiknya SMA besasrama itu khusus untuk pelajar kurang mampu, bukan untuk mereja yang mampu. Hal ini dilandasi, SMA denfan Asrama (Pobdok) yang dengan syarat pelajar hebat  itu sudah menjamur yang ke dua akan lebih bernakna sesuai dengan amanah UUD sebagaimana terkandung pada Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”

Saat ini faktanya sudah sangat banyak sekolah, SMA berasrama, Jika sekolah sekolah berasrama yang ada program program ektrakurikuketnya terkait dengan keilmuan atau karakter tertentu  ( model SMA Husni Thsmrin), kepemimpinan/kemiliteran (model SMA Taruna), Keagamaan (MA tahasus dan pesantren) maupun perpaduan agama dan umum (model Insab Cendikia) dan masih banyak SMA SMA berasrama dengan berbagai variasinya, namun demikian, boleh dikatakan semuanya berorientasi atau mensyaratkan untuk siswa-siswa unggul, bahakan yang mampu membayar dengan biaya tinggi.

Bagaimana dengan ana-anak kita dari keluarag kurang mampu ? Pada kenyataannya anak-anak kita itu bersekolah di sekolah-sekolah seadanya. Oleh karena itu,  menurut hemat penulis, jika pemerintah akan membangun SMA berasrama  sebaiknya untuk anak-anak kita dari keluarga kurang mampu. SMA berasrama untuk pelajar dari keluarga kurang mampu ini program ekstra kurikulernya lebih diarahkan untuk menumbuhkan motivasi, life skill, kewirausahaan yang dapat diintegrasikan untuk kepentingan nasional terkait posisi strategis Indonesia sebagai Megabiodiversity country dan visi kemaritiman Indonesia.

Dengan pilihan orientasi  program yang  demikian, maka SMA SMA berasrama bukan bertempat di pusat pusat pendidikan/ekonomi, seperti kota propinsi atau kota kabupaten, tetapi berada di sentra sentra biodiversutas dan wilayah-wilayah pengembangan kemaritiman, atau wilayah pedesaan yang dekat debfan wilayah pegunungan atau pesisir pantai. Karakteristik ektrakurikulernya dan juga muatan lokal atau prakaryanya diorientasikan untuk dapat mengelola biodiversitas daratan, pegunungan (dataran tinggi) maupun kemaritiman (wilayah pesisir).

Rencana kemendikbud ini dapat diintegrasikan atau kerja sama dengan beberapa kementrian seperti dengan kemetrian desa tertinggal dan kementrian kelautan atau bahkan menko kemaritiman, untuk memperkokoh program maupun hasil yang lebih optimal. Sebagai contoh, dengan kementrian desa tertinggal, dapat dijalin kerja sama bagaimana peserta didik dapat membantu pengelolaan dana desa dengan produk produk unggulan lokal dari desa desa sekitar lingkungan sekolah. Jika selama ini ada program link and mach dalam bentuk prakerin, praktek kerja industri, maka SMA SMA berasrama ini berbentuk kerja pengembangan produk lokal (Kembang Dukal).

Sesuai karakter wilayahnya, maka Kembang Dukal ini dapat berupa produk produk marinebiotech sederhana, ternasuk pengolahan limbah produk bahari,  produk dataran rendah sampai produk khas dataran tinggi. Dengan demikian, keberadaan sekolah model ini disamping dalam rangka memberi prlayanan memenuhi amanah  mencerdasksn kehidupan bangsa  terutama khusus bagi anak kurang mampu, juga bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan bahkan memutus rantai kemiskinan, juga untuk pengembangan wilayah dan memperkokoh visi kemaritiman Indonesia ke depan..

Demikian surat terbuka penulis, mudah mudahan bisa bermanfaat. .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun