Sepi mendera Perca jiwa
di tengah deru dentam simphoni malam
Kupeluk sunyi kuhitung halimun
yang turun di punggung gunung
Di pucuk cemara
rembulan yang tak purnama
sendu bisikan kerinduan
terbata senandungkan gita cinta
meski tetap kobarkan bara
kecemburuan alam raya
saksikan gelora asmara
yang perlahan mendaki
mencapai puncak demi puncaknya
meski hanya terlukis indah
di atas kanvas mimpi tak bertepi
Cahaya jingga memancar berpendar
dari pojok pojok bungalaow berjajar
menari mengikuiti air mengalir
dan angin yang berdesir
menggulir bulir dzikir ke tepian witir
Lalu embun menabur kan senyumnya
hingga kuntum kembang-kembang mengembang
dan pipit mengepakkan sayapnya
Jemari Subuh perlahan menyentuh
lekuk tubuh Sampireun yang terlelap terpaku terdiam
memagut keheningan beku di tepi situ
Ciptakan eksotisme di wajahnya.
Sampireun menggeliat ekresikan penat
Lalu Adzan subuh yang berkumandang,
bangkitkan matahari di hatiku
berdiang menadah kehangatan cahaya kesempurnaan
Cahaya Maha cahaya
yang bergairah mengasah jiwa
Untuk tetap menyala dalam kepatuhan paripurna
Bagai sekumpulan Ciprinus
yang terus bergerak, mengukir nasibnya.
Menari dalam simphoni
Lanskap Sampireun nan asri
Sampireun Garut, 17 April 2016
Sampireun adalah sebuah lokasi berupa danau buatan di wilayah Kabupaten Garut Jawa Barat. Di lokasi wisata ini, bungalow-bungalow berjajar di teli danau, hingga menjorok beberapa meter ke area perairan danau, sehingga kita bisa menikmati ikan-ikan emas (ciprinus carpio) yang bergerak. Semoga ada manfaatnya.Â
Â
Oleh : Darwono Guru Kita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H