Jangan berstigma gairah asmara
Apa lagi bicara aprodisiaca segala
Tentang kuku bima, pasak bumi atau viagra
Pernikahan kami pernikahan senja
Denga jima jiwa, persetubuhan surgaÂ
Bukan mengejar orgasme badan sejatinya
Mahar kami hanyalah seikat edelweiz
Yang kupetik dari pendakian cinta
Hingga kupijak puncak puncak kasih
Dan kugelar sajadah putih tanpa motif
Tempat ijab Qobul kami berdua
Dalam pernikahan senja
Yang kami damba hadirnya.
Tak ada pesta,
hanya sekedar kenduri
Yang diisi tahlil, manakib dan barzanzi
Lalu alunan mocopat gubahan para wali
Dari danak kerabat yang peduli
Pada ghiroh jiwa hijau anglilir ksmi
Yang kasengguh pengantin anyar,
Kami menjadi saksi sungguh benar
Buah bintang lima yang kau petik
Menebar kebijakan hidup nan becik
Pernikahan senja,
Menggapai jima jiwa
Muara persetubuhan surga
Adalah ghiroh Dhandang Gula sejati
Yang kami dendangkan setiap pagi
Mengiringi dzikir witir mengalir
membangunkan matahari bergulir
Agar kami membagi cahaya
Dengan hikmah pernikahan senja
bergandengan merangkai hari nan rumi
Melangkah harmoni menuju surga abadi
Jakarta, 13 April 2017
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI