Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Hap Hap" Saipul Jamil Esensi Tindak Pencabulan

19 Maret 2016   10:50 Diperbarui: 19 Maret 2016   15:53 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Langsung saja, penulis tegaskan, "Jangan jadikan kasus Saipul Jamil - DS sebagai Kasus Transaksional" . Aparat Penegak hukum harus komit pada upaya penegakan hukum se adil adilnya. Pemberantasan tindak pencabulan dengan korban di bawah umur harus dihentikan. 

Polisi selalu menekankan bahwa tidak ada BAP 1 atau 2 tetapi adanya BAP tambahan. Tetapi mengapa Adegan Pelecehan tidak diadakan ? Masyarakat sudah tahu secara luas kalau Saipul Jamil mengakui, memperagakan dan meminta maaf, sesuai video yang beredar dalam pemeriksaan untuk BAP pada hari H kejadian. Sementara itu Reka Ulang kemarin lusa diungkapkan oleh Pengacara Saipul jamil Nazarudin Lubis, sebagai berikut : "saat rekonstruksi kliennya tidak melakukan adegan pelecehan. selanjutnya ia mengaskan "Iya, sesuai dengan BAP yang kedua, bukan yang pertama. Kalau tambahan tiga adegan itu dari Ipul, karena kan Ipul yang lebih tahu kejadiannya," kata Nazarudin Lubis

Mengapa Osner tidak kekeuh untuk mengusulkan adegan pelecehan, yang dikenal sebagai adegan  "hap-hap" (merujuk istilah yang disampaikan Saipul jamil sendiri pada Video yang beredar di Youtube). meski tidak dilakukan Saipul Jamil tetapi oleh peran pengganti karena Saipul Jamil kemudian mengingkarinya ? Kita ingat kasus Kopi Maut Mirna, diman ada adegan-adegan yang jesica tidak setuju tetapi dilakukan oleh peran pengganti.

Mengapa Osner selaku kuasa DS, seakan "mengalah" dan justru ikut arus pihak Saipul Jamil, dan aeakan turut menegaskan bahwa Ipul yang lebih tahu kejadiannya ? Dikemanakan pengakuan saksi DS ? apakah DS tidak lebih tahu dari Saipul ? sehingga pengakuan DS dilupakan begitu saja ?

Penulis harap, kekurangan adegan pelecehan yang dilakukan Saipul jamil harus dilakukan meski tidak diperankan oleh Saipul Jamil, sebagaimana Jaesika juga tidak memerankan apa yang diminta polisi. Sebagai pemenuhan hak-hak hukum DS, adegan "Hap-Hap" dan beberapa adegan penting yang "memposisikan DS sebagai korban harus dilakukan.

Osner yang berjanji akan menambahkan kalau sudah konfirmasi dengan DS, harus benar-benar kekeuh meminta adegan "Pencabulan" dan lainnya sesuai pengakuan DS direka ulang. Karena adegan itulah sesungguhnya esensi dari TIndakan Pencabulan Saipul jamil. Osener mengatakan :"Semuanya sudah saya rekam dan lihat. Akan saya klarifikasikan dengan DS. Pasti ada perbedaan. Itulah nanti saya akan konfirmasi dengan klien saya. Kalau ada yang kurang, kami akan sampaikan untuk menyempurnakan penyidikan," paparnya.

JIka Osner tidak kekeuh menuntutnya, maka boleh jadi telah terjadi transaksi atas kasus ini. Mungkinkan itu dilakukan oleh h sebagai peran hakim mediasi ? Sebagaimana dijelaskan oleh Osner sendiri : 'terbaik pasti kita cari, diberi hakim mediasi, tujuannya agar prosesnya lancar,". 

Kita bisa mengamati, meski begitu merasa menang (Pihak Saipul dan Pengacaranya dengan tidak adanya adegan pelecehan, namun mereka tetep mengirim pesan "kalah dan kecewa" melalui gesture nya ? Mungkinkan ini terkait dengan deal-deal yang harus dipenuhi pihak Saipul jamil ? Wallahu a'lam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun