Memang, seperti dikatakannya, Jokowi tidak memiliki beban masa lalu, sehingga dalam memutuskan kebijakan pun tanpa beban, termasuk ketika jatuh masa perpanjangan kontrak karya dalam hal minerba.Â
Seperti pernah penulis sampaikan bahwa, sebenarnya, pada Pilpres 2014 Amerika seriket sangat berkepentingan agar presiden terpilih Indonesia adalah figur yang memiliki hutang budi kepadanya sehingga akan mudah untuk mengendalikannya untuk kepentingan Amerika. Namun rakyat Indonesia berkehendak lain, yang terpilih justru Jokowi, yang tidak memiliki beban balas bud terhadapnya.Â
Hasilnya kita dapat melihat, Blok Mahakam, Chevron, Freeport, Jokowi rebut atau peling tidak kembalikan pada kewajaran yang ada, sebagai negara pemilik lahan tambagng itu, minimal menguasai 51 % saham yang ada.Â
Bagi para pebisnis, sangat mudah memahami mengapa Indonesia perlu memegang saham mayoritas` Hal ini tidak terlepas, pada perusahaan-perusahaan komersial, berbagai kebijakan perusahaan sangat dtentukan oleh pemegang saham mayoritas, dengan demikian , harapannya adalah agar berbegai kebijakan perusahaan minerba ini sangat berpihak kepada kepentingan nasional kita.Â
Berbagai kebijakan ekonomi Jokowi yang demikian , jelas memotong urat leher smber-sumber ekonomi negara paman Sam itu, oleh karenanya, sangat wajar Jika Amerika Serikat ingin menghentikan Jokowi sejak dini sudah barang tetu melalui para kroninya yang memiliki ikatan hutang budi kepadanya, atau bahkan telah diproses agar dapat dikontrol olehnya. Maka Tidak heran, sejak awal Jokowi memimpin Indonesia, berbagai manuver, fitnah,hoax bahkan nyinyir dialamatkan oleh pihak-pihak tertentu kepadanya. Bahkan beberpa kali nampak isue turunkan Jokowi.Â
Benang merah dari apa yang disampaikan oleh penulis adalah, bahwa apa yang terfjadi di sebuah negara tdak lepas dari pengaruh global, dan secara global, satu-satunya yang saat ini menjadi super power adalah Amerika serikat. Adalah sangat wajar jika Amerika serikat memiliki kepentingan terhadap kepemimpinan di Indonesia demi untuk mencapai kepentingan nasionalnya (ingat lahirnya Orde baru dan manfaat yang diperolehnya dan untuk itu Amerika memanfaatkan kader-kader binaannya (dari berbagai bidang).Â
Terkait dengan hal ini, maka dalam rekruitment kader-keder unggul, dilakukan dengan selektif dan treatmen untuk mengendalikannya dilakukan terus menerus, Amerika tentu tidak akan memelihar macan. Semua dilakukan tentunya dengan menghalalkan segala cara termasuk dengan memutar balikkan fakta, dan Indonesia pernah mengalaminya, inilah yang harus bangsa Indonesia ingat, jika masih cinta dengan kepentingan nasional Indonesia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H