Pidato Presiden Republik Indonesia, Ir. H Â Joko Widodo Pada Annual Meeting IMF - Bank Dunia di Nusa Dua Bali, menyinggung tentang Cerita Game of Thrones. Cerita ini disampaikan oleh Jokowi untuk menggambarkan persaingan bahkan benturan kekuatan khususnya ekonomi dunia yang saat ini berlangsung. Pesan moral yang ingin disampaikan Jokowi pada hakikatnya adalah mengingatkan dunia akan bahaya ketidak adilan, ketidak imbangan kekuatan dan persaingan yang mengarah pada predasi.Â
Jokowi mengingatkan  bahwa keretakan yang mengarah pada konfrontasi yang terlihat saat ini, akan mengakibatkan penderitaan bagi yang kalah, namun penderitaan itu akan dirasakan oleh pihak yang menang. Dalam peribahasa lokal barangkali dapat digambarkan sebagai "yang menang menjadi arang, yang kalah menjadi abu.Â
Peringatan Jokowi yang bertolak dari spirit keadilan dan persatuan dunia yang dikobarkan oleh Jokowi sebagai pemimpin dunia demikian, bukan kali ini saja disampaikan Jokowi. Pada Peringatan Konfrensi Asia Afrika pada tahun 2015 misalnya, Jokowi menyampaikan hal senada, meski hal itu khusus disampaikan kepada bangsa bangsa di Asia - Afrika. Hal ini dapat dibaca ada tulisan berjudul "Jokowi Mengobarkan Sprit Keadilan" (Kompasiana, 23 April 2015).
Pada kesempatan itu Jokowi menyatakan "Ketika negara-negara kaya yang hanya sekitar 20 % penduduk dunia menghabiskan 70 % sumber daya bumi kita, maka ketidak adilan menjadi nyata. Ketika ratusan orang di belahan bumi utara menikmati hidup superkaya, sementara 1,2 milyar jiwa di belahan selatan tidak berdaya dalam kemiskinan dengan penghasilan kurang dari 2 dolar perhari, maka ketidak adilan semakin kasat mata. Ketika ada sekelompok negara kaya merasa mampu mengobatinya dengan menggunakan kekuatannya, maka ketidak seimbangan global jelas membawa sengsara. Dan semakin ketara ketika Peserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tidak berdaya" dst.Â
Memperhatikan esensi spirit yang disampaikan oleh Jokowi baik melalui idiom cerita "Game of Thornes" maupun Pidato di Peringatan KAA April 2015 saat Jokowi baru sekitar 6 bulan menjabat sebagai orang nomor satu (RI 1) di Indonesia, nampaknya keprihatnan akan ketidak seimbangan kekuatan (balance of power), ketidak adilan pemanfaatan sumber daya, dan spirit persatuan dunia yang saling bersatu peduli dan berbagi menjadi konsent bagi Presiden Jokowi.Â
Konsent Jokowi sebagaimana diuraikan di atas, memang terefleksikan pada aksi nyata Jokowi dalam memimpin bangsa Indonesia. Spririt pemeratan pembangunan, kesempatan inclusif bagi seluruh anak bangsa untuk berkonstribusi maupun mencapai prestasi maksimalnya, benar-benar Jokowi lakukan selama kepemimpinannya menjadi Preseiden RI.Â
Sudah barang tentu, perjuangan Jokowi yang demikan, baik secara nasional maupun global bukanlah hal mudah. Pihak-pihak yang berkepentingan dan diuntungkan dengan adaanya ketidakadilan, ketidak seimbangan, akan terus menghambat upaya-upayanya dengan menghalalkan segala cara. Â Untungnya Jokowi dikarunia kesabaran dan etos kerja yang luar biasa, sehingga meski menemui berbagai rintangan, bahkan ditambah dengan barbagai musibah nasional yang beruntun, Jokowi melakukan amanahnya. Â Sebagai anak bangsa, kita sangat layak bangga dengan Presiden kitaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H