Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Puisi Sukmawati dan Realitas Umat Dakwah

3 April 2018   23:07 Diperbarui: 4 April 2018   15:03 6527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu kuta harus berpegang pada prinsip-prinsip yang ada pada QS. An Nahl ayat 125 perlu kita pahami (bilhikmah, mauidzoh Hasanah dan mujadalah dengan argumentasi mumpuni). Harus diakui, pengaruh globalisasi dimana berbagai pandangan dunia saling mempengaruhi, juga berlaku atau melanda aktivis aktivis dakwah republik ini. 

Benar, Islam itu kebenarannya mutlak, namun pemahaman terhadap syariat Islam itu sendiri dapat berfariasi, tergantung banyak faktor, termasuk faktor sejarah, sosial budaya dan geografi. Pemahaman Islam di lingkungan budaya Padang pasir tentu sangat berbeda dengan pemahaman mereka yang di bagian lain, sekali lagi Islamnya satu, sumbernya saja tetapi interpretasi terhadap hadap sumber itu sangat bervariasi.

Oleh karena itu, Rasulullah sangat menyarankan untuk "berbicara dengan tingkat akal umat dakwah kita". Berdakwah memanggil ke jalan Islam dengan hal hal yang kurang membumi dimana Islam didakwahkan tentu tidak dapat dipahami. Hal seperti itulah yang faktanya masih ada pada sebagian dai-dai kita. Kondisi ini harus.menjadi introspeksi bagi kita semua apakah semakin betkembangnya perlawanan terhadap Islam di Indonesia karena dakwah kita kurang membumi ? Kurang mengena di hati ?

Sikap berani mengoreksi diri dan terus melakukan perbaikan perbaikan dakwah dalam segala aspeknya sangat diperlukan agar dakwah kita sesuai yang dituntunkan.

Itulah catatan saya terkait dengan puisi Sukmawati Soekarnon Putri, sudah barang tentu anda pun bebas menginterpretasikan atau memahami puisi itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun