Tentu kuta harus berpegang pada prinsip-prinsip yang ada pada QS. An Nahl ayat 125 perlu kita pahami (bilhikmah, mauidzoh Hasanah dan mujadalah dengan argumentasi mumpuni). Harus diakui, pengaruh globalisasi dimana berbagai pandangan dunia saling mempengaruhi, juga berlaku atau melanda aktivis aktivis dakwah republik ini.Â
Benar, Islam itu kebenarannya mutlak, namun pemahaman terhadap syariat Islam itu sendiri dapat berfariasi, tergantung banyak faktor, termasuk faktor sejarah, sosial budaya dan geografi. Pemahaman Islam di lingkungan budaya Padang pasir tentu sangat berbeda dengan pemahaman mereka yang di bagian lain, sekali lagi Islamnya satu, sumbernya saja tetapi interpretasi terhadap hadap sumber itu sangat bervariasi.
Oleh karena itu, Rasulullah sangat menyarankan untuk "berbicara dengan tingkat akal umat dakwah kita". Berdakwah memanggil ke jalan Islam dengan hal hal yang kurang membumi dimana Islam didakwahkan tentu tidak dapat dipahami. Hal seperti itulah yang faktanya masih ada pada sebagian dai-dai kita. Kondisi ini harus.menjadi introspeksi bagi kita semua apakah semakin betkembangnya perlawanan terhadap Islam di Indonesia karena dakwah kita kurang membumi ? Kurang mengena di hati ?
Sikap berani mengoreksi diri dan terus melakukan perbaikan perbaikan dakwah dalam segala aspeknya sangat diperlukan agar dakwah kita sesuai yang dituntunkan.
Itulah catatan saya terkait dengan puisi Sukmawati Soekarnon Putri, sudah barang tentu anda pun bebas menginterpretasikan atau memahami puisi itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H