Sangat menarik apa yang disampaikan oleh Gubernur DKI Anies Baswedan terkait dengan ketidak adilan media masa maupun sosial media yang sangat kritis terhadap pelanggaran rakyat kecil namun menutup mana terhadap pelanggaran rakyat besar dan kuat.Â
Membuat berita besar besaran yang dicurahkan terkait dengan pelanggaran rakyat kecil yang menggelar dagangan ditrotoar karena tidak memiliki tempat untukmencari kebutuhan misalnya namun tidak pernah mengusik pelanggaran rakyat besar dan kuat yang memiliki sesungguhnya gedung tinggi karena kerakusannya dengan pelanggaran yang jauh membahayakan secara ekologis.
Sikap itu tentu berbeda dengan gubernur sebelumnya yang kadang kontradiksi dengan image yang dibangun masa media atau media sosial, Sebagai contoh image yang dibangun untuk Ahok. Terkait dengan Ahok penulis mengungkapkan :"Di madtarakat umum berkembang adalah isue bahwa Ahok sukses, tegas, Anti korupsi dan pemimpin masa depan. Kompetitor harus menggarap kotra isue itu dengan rapih dah strategyis.Â
Tunjukan sukses dimana ? sebagai misala sukses menertibkan DAS dari pemukiman kumuh yang menyebabkan banjir, itu iya, tetapai apakah Ahok melakukan pemberesan bangunan mewah yang menempati daerah resapan (termasuk rumahnya di PIK) sebagai bagian dari penyebab banjir ? " (Kompasiana).
Bahkan secara lebih eksplisit secara tegas penulis nyatakan melalui tulisan di Kompasiana juga edisi 23 Pebruari 2017 sebagai berikut 'Langkah gubernur Jakarta selama ini yang hanya melakukan penggusuran bangunan kumuh di daerah aliran sungai dan membiarkan bangunan elit di wilayah resapan bagaikan pilih tebang tebu dalam mengatasi permasalahan, galak kepada rajyat kecil tak berkutik kepada kaum elit  "Karena sikap Ahok yang demikianlah jauh sebelum pencalonannya penulis nyatakan tidak mendukung Ahok. Penulis ingin pemimpin yang adil yang juga berani membereskan orang orang besar yang berjiwa kerdil, yang berani "membereskan" para cukong.
Apa yang diperlihatkan oleh Gubernur Anies Baswedan paling tidak telah  memenuhi sebagian harapan penulis sebagai rakyat DKI Jakarta,  penulis berharap gubernur lebih berani lagi sampai menghukum bahkan membongkar bangunan bangunan mewah yang berdiri bukan di lahan yang sesuai dengan peruntukannya termasuk berbagai bangunan meawah yang berdiri di kawasan elit yang menyalahi tata guna lahan (tata ruang). Dan sudah barang tentu juga membereskan berbagai temuan team transisi terkait dengan berbagai proyek di Jakarta .Â
Penulis yakin dengan keberanian dan langkah langkah strategis seorang Anies Baswedan, sebagaimana keberaniannya membongkar Rata Niaga Cengkeh yang dipegang monoolinya  oleh putra mahkota  penguasa Orde Bary, Tomy Suharto, saat Anies menjadi ajuga ktivis mahasiswa.Â
Kita paham, tidak mudah membongkar praktek presitek menyimpang pada era rezim represif Orde Baru, tetapi dengan kepedulian, kekritisan dan keberanian seorang aktivis mahasiswa Fakaultas Ekonomi yang juga HMI MPO dan Mesjid \Kampus Jama'ah Shalahuddin UGM Â bernama Anies Baswedan penyimpangan tata niaga cengkeh yang sangat merugikan petani cengkih dapat dibongkarnya. Jakarta dengan pelanggaran pelanggaran yang sangat merugikan dan membahayakan ekologi yang dilakukan oleh mereka rakyat kuat yang huana semoga dapat dibongkar oleh Gubernur pilihan kita bersama.
SUdah barang tentu untuk membereskan kenakalan "rakyat besar" Anies Basweda harus menghadapi berbagai tantangana dan hambatan. Oleh karena itu adalah keharusan kita bersama, para penegak keadilan, para pecinta lingkungan hidup. Â para aktivis anti korupsi dan KKN lainnya, untuk terus mendukung perjuangan gubernur kita bersama. Â
KIta berharap kika Anies Baswedan dapat emberesjan Jakarta dengan seberes beresnya, penulis yakin Anies pun insya Allah mampu membereskan Indonesia yang memang benar-benar membutuh pemimpin bernyali seperti Anies Basweda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H