Hampir 8 tahun lalu, tepatnya pada tanggal 12 Januari 2010, Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNO) telah mengumumkan bahwa tahun 2010 sebagai Tahun Keanekaragaman Hayati (biodiversitas) Internasional. 33,33% dari 1,8 juta spesies diidentifikasi dalam kondisi kritis yang memerlukan kepedulian kita. Bagaimana dengan Indonesia sebagai negara Megabiodiversitas?
Di dunia Internasional, Indonesia diakui sebagai pusat utama keanekaragaman hayati. Meskipun Indonesia hanya mencakup 1,3 persen permukaan tanah bumi, ini mencakup: 10,0 persen spesies tanaman berbunga di dunia 12 persen spesies mamalia di dunia 16 persen dari semua spesies reptil dan amfibi 17 persen dari spesies burung dunia 25 persen atau lebih spesies ikan dunia. Mestinya biotek menjadi tumpuan, dan menjadi unggulan Indonesia sebagai Mega biodiversity country.
Mengacu data yang ada, plasma Nutfah kita termasuk terkaya di dunia, sebagai misal hutan yang kaya spesies di Indonesia memiliki keragaman palma terbesar di dunia, lebih dari 400 spesies dipterokarpa (pohon kayu komersial paling berharga di Asia Tenggara) dan diperkirakan 25.000 tanaman berbunga serta fauna yang kaya dan beragam.Â
Indonesia menempati urutan pertama di dunia untuk kekayaan spesies untuk mamalia (515 spesies, 36 persen endemik), yang pertama untuk kupu-kupu swallowtail (121 spesies, 44 persen endemik), yang ketiga untuk reptil (600+ spesies), keempat untuk burung (1519 spesies, 28 persen endemik), kelima untuk amfibi (270 spesies) dan ketujuh untuk tanaman berbunga.
Disisi lain Hamparan perairan teritorial Indonesia dan kekayaan laut Indo-Pasifik Barat semakin menambah keanekaragaman hayati negara kita. Indonesia meemiliki beragam habitat pesisir dan laut. Sistem terumbu karang yang luas dalam pemandangan yang jernih di lepas pantai Sulawesi dan Maluku termasuk yang terkaya di dunia dengan spesies karang, ikan dan organisme terumbu lainnya. Keuntungan alamiah Indonesia yang demikian sudah seharusnya dikenola dengan bioteknologi untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Indonesia bukanlah negara yang asing dengan bioteknologi buktinya adalah tempe yang sekarang mendunia dan diakui sebagai makanan yang sehat dan lezat, adalah produk bioteknologi tradisional yang dikembangkan oleh para leluhur bangsa IIndonesia. Pada bidang kesehatan, bangsa Indonesia memiliki begitu banyak Warisan Obat Tradisional, seperti warisan tradisional di bidang kosmetik (bubuk Astringent atau Sun block, Whitening ext.); Minuman kesehatan Tradisional (jus asam / gula asam, jahe panas, minuman ringan campuran); Herbal serbaguna dari bunga daun tapak dara untuk kanker, diabetus Mellitus dan radang ginjal, daun sirih untuk antibiotik, melati untuk mengatasi masalah pernafasan.).
Namun tentu saja bukti kita tidak asing dengan biotek perlu dibuktikan dan dikembangkan saat ini. Bioteknologi adalah penggunaan proses biologis, organisme atau bagian dari organisme atau sistem untuk memproduksi produk untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Sudah barang tentu biotek yang perlu dikembangkan saat ini merupakan biotek moder dimana rekayasa genetik sebagai tulang punggungnya.Â
Hal ini memerlukan biologi sebagai ilmu dasar yang harus diajarkan Sbg science bukan pelajaran hafalan belaka. Sebagai guru biologi saya prihatin Krn biologi masih diperlakukan Sbg hafalan tidak untuk memberi bekal saintek bagi peserta didik. Sebab pada dasarnya berlandas learning to do, akan muncul pertanyaan how to do dan dari sanalah akan lahir inovasi.
Sebagai misal, ketika kita ingin melakukan praktek pembiakan bakteri dan membutuhkan pepton pada biakan agar, padahal harga pepton mahal dan tidak dapat dibeli dalam skala kecil, maka kita terpacu untuk berinovasi dari bahan bahan yang ada. Dari proses percobaan mengatasi masalah pada akhirnya kita dapat mencapai produk yang berdaya guna. Dari kasus tersebut nampak bahwa berpangkal pada how to do maka lahir inovasi. Dan pertanyaan how to do sendiri lahir dari proses pembelajaran learning to do, yang pada dasarnya bisa berupa learning by doing.
Dengan demikian tanpa melakukan kerja, praktek, eksperimen, kita tidak akan pernah mendapatkan bagaimana melakukan yang paling efektif, mudah, efesien, yang semua itu mendorong inovasi. Belajar melakukan/melakukan proses bioteknologi (learning to do) akan melahirkan kreatifitas berinovasi. Praktek materi bioteknologi sangat penting untuk menumbuhkan inovasi bioteknologi yang sangan diperlukan bangsa Indonesia untuk mengelala ndonesia sebagai mega biodiversity country.
Oleh karena itu, pembelajaran bioteknology yang merupakan kompetensi terahir dari materi biologi di SMA, benar-benar sangat perlu dilakukan dengan pendekatan saintifik yang sebenarnya, yang sudah barang tentu sangat perlu pembelajaran prakteknya. Jangan karena hanya ingin fokus mengejar ranking sekolah di Ujian Nasional, justru keterampilan proses yang sangat diperlukan untuk mengelola alam Indonesia dengan mega biodiversitasnya justru dilupakan.