Melalui sosial media, kita mendapat gambaran tentang kecelakaan Setya Novanto dimisalkan seperti kecelakaan Lady Diana Spencer beberapa tahun lalu. Kita tentu masih lamat-lamat ingat, bahwa kecelakaan Diana bersama pacarnya di sebuah terowongan di perancis itu diberitakan dalam rangka menghindari kejaran para paparazi. Mobil dengan kecepatan sangat tinggi itu menghasilkan moment dahsyat saat menumbuk sesuatu.
Wajar saja Lady Diana langsung meninggal ditempat. Memang benturan dengan benda kecil apapun, ketika si penabrak sedang bergerak dengan laju yang sangat tinggi, dapat berakhibat fatal. Oleh karena itu, "menabrak gurung" yang bergerak di depan pesawat terbang yang sedang melajupun sangat dihindari. Bahkan kita mengenal ada "uji menabrak burung" menjadi satu tahapan proses dalam produksi pesawat terbang.
Entah ide dari mana sang pengacara menyamakan tabrakan Setnov dengan tabrakan Lady Diana Spencer. Apakah pengacaranya tahu kalau Setya Novanto saat itu sedang menghindari para paparazi ? Apakah perjalanan Setnov juga melalui berbagai terowongan ? Masih banyak lagi pertanyaan yang muncul sebagai konsekuensi dari penyamaan kecelakaan Setnov itu dengan ecelakaan Lady Diana itu.
Tentu saja setiap orang bebas (tetapi harus bertanggung jawab tentunya) menyatakan penilaian dan pendapatnya. Namun fakta menunjukan bahwa hasil pemeriksaan RSCM menyatakan ""Tim dokter RSCM menyatakan tidak ada indikasi lagi buat rawat inap," Demikian dikatakan oleh Direktur Utama RSCM, dr Czeresna Heriawan Soejono, dalam konferensi pers bersama KPK di RSCM yang berlangsung pada hari Minggu, tanggal 19 November 2017.
Walaupun hasil pemeriksaan dari IDI yang bertugas untuk melakukan second opinion terhadap kesehatan Setya Novanto tidak dapat mengungkapkan hasil pemeriksaannya, dan langsung dilaporkan kepada KPK, namun penjelasan hasil dari pemeriksaan RSCM sebagai pihak yang mengeluarkan first opinion dapat memberikan gambaran kesehatan Setya Novanto saat ini pasca terjadinya kecelakaan itu, artinya gambaran seram bahwa kecelakaan Setya Novanto seperti kecelakaan yang dialami oleh Lady Diana itu jauh asap dari api.
Hal ini dibuktikan dengan fakta kemudian, dimana pasca konfrensi pers bersama antara KPK dan pihak RSCM, Setya Novanto dibawa ke Rutan KPK, artinya Setnov Tidak serius-serius amat sakitnya. Dengan kondisi demikian semoga pemeriksaan terhadap Setya Novanto dapat segera dilakukan. Dan semabagaimana penulis sampaikan melalui berbagai media, penulis haraapkan Setya Novanto bisa menjadi Justice Collaborator, sehingga semua yang terlibat baik perorangan, lembaga, perusahaan maupun partai benar-benar dapat ditindak sebagaimana aturan hukum yang berlaku di negara kita.
Pengungkapan tuntas kasus korupsi E-KTP ini selain berpengaruh pada upaya pemberantasan korupsi, juga dapat bermanfaat bagi bangsa Indonesia dalam upaya menciptakan parlemen (DPR) dan kehidupan politik yang bersih, mengingat dari pemberitaan sebelumnya, koripsi E-KTP selain dilakukan oleh para legislator, anggota parlemen juga melibatkan beberbagai partai yang ada di parlemen. Bagi penulis, parta-partai yang menerima aliran dana korupsi, dana haram, pada hakekatnya seperti kita hidup dengan uang haram, partai-partai itu tidak akan menabur berkah bagi kehidpan bangsa dan negara.  Terkait hal ini silakan baca juga tulisan berjudul  "NAJIS FULL, PARTAI DENGAN DANA HARAM" (Kompasiana, 11 Agustus 2013).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H