Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

The Rise and Fall of Soeharto

30 September 2017   22:54 Diperbarui: 30 September 2017   22:59 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

(sebuah ide)

Ramai ramai membahas kontraversi film Penumpasan Penghianatan G30S/PKI yang berujung pada kontraversi baru petlu tidaknya film itu vrsi baru, menueyt henat penulis, ada baiknya membat film lain yang berisi kisah untuk pembelajaran dan mengenal sejarah bangsa yanf obyejtif, aryistik dan mendidik (pedagigik). jika saya pembuat film, saya ingin membuat film tenrang perjalanan sang tokoh. Soeharto dari naik sanoai jatuh. . Meminjam judul film yang mengisahkan penguasa diktatot Idi Amin, The"Rise and Fall of Idi Amin, maka momen 30 September 1965 barang kali dapat dijadikan momen naiknya Soeharto dan 20 Nei 1988 adalah moment jatuhnta Soeharto. Ada momen momen Protes Uu perjawinan, Malari, NKK, Aliran Kepercayaan, Komji, Pembredelsn Zaman dan Pelita. pemvantaian Tanjung Priuk, Petrus, Penculikan aktivis, kekejaman penhara Orba, Cinta Diece dll.

Petjalanan Naik dan Jatuhnya Soeharto bisa menjadi Film sendiri dengan cerita yang tidak kalah penuh musteti sebagaimana cetita "Risr and Fall of Idi Amin" walaupun tentu saja berbeda problematika dan konflik konfliknya.  Jika FILM Penumpasan Penghianatan G30S/PKI dibuat dari sudut pandan penguasa,aka film Naik dan Turunnya Soegarto dapat dibyat dengan kisah dari sudut pandang para korban yang didzalimi orde baru sehingga melahirkan banyak konflik dan penyelesaian ala orba, hingga gerakan refirmasi yang memuat penguasa orva itu menyerah dengan menggerutu aka irang Jawa, Ora dadi Presiden Ora pateken. tetap dari sudut pandang para korban, kaum yang tetnarginalkan. Cerita ini akan membetikan warna lain, sebagai altetnatif bagi yang menontonnya.  

Kebetulan penulis baru saja membaca novel Rahwana, "versi kebalikan" dari Ramayana yang kita kenal selama ini.  Dengan  sudut pandang berbeda, utamanya dari sudut pandang  Rahwana. Coba kita renungkan kutipan Rahwana :  "Akulah Bhadra, sang Asura! Aku bukan siapa-siapa. Tak terlihat, tanpa kuasa, tak dianggap ada. Tak satu pun kisah tentang diriku bakal ditulis. Ketika kehidupan orang besar diceritakan, suaraku mungkin terlalu sayup untuk didengar. Tetapi, beri aku waktu sejenak untuk mengisahkan hidupku dan bangsaku yang kalah!" 

Barangkali srperti itulah teriakan teriakan yang berasal dari mereka yang dimarginaljan. Dinaba seakan mereka tidak diberi ruang untuk mengekspresikan dirinya. Bagaikan Bung Karno sebagai  contoh figur yang seakan tidak diberi ruang mentampaikan suaranya di ruang yang telah dikuasi perpanjangan tangan bangsa lain untuk mengeruk keksyaan Indonesia.

Ditemuksmnya Telegram rahasia dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat ke Perserikatan Bangsa-Bangsa pada April 1965 menyebut Freeport Sulphur sudah sepakat dengan pemerintah Indonesia untuk penambangan puncak Erstberg di Papua. Salah satu bukti sebuah telegram rahasia Cinpac 342, 21 Januari 1965, pukul 21.48, yang menyatakan ada pertemuan para penglima tinggi dan pejabat Angkatan Darat Indonesia membahas rencana darurat itu, bila Presiden Soekarno meninggal.

Namun kelompok yang dipimpin Jenderal Soeharto tersebut ternyata bergerak lebih jauh dari rencana itu. Jenderal Suharto justru mendesak angkatan darat agar mengambil-alih kekuasaan tanpa menunggu Soekarno berhalangan. Mantan pejabat CIA Ralph Mc Gehee juga pernah bersaksi bahwa semuanya itu memang benar adanya. Maka dibuatlah PKI sebagai kambing hitam sebagai tersangka pembunuhan 7 Dewan Jenderal yang pro Sukarno melalui Gerakan 30 September yang didalangi oleh PKI, atau dikenal oleh pro-Suharto sebagai "G-30/S-PKI" dan disebut juga sebagai Gestapu (Gerakan Tiga Puluh) September oleh pro-Sukarno.

Fakta fakta harus  digali melalui riset yang mendalam  srkitar petistiwa G30S/PKI   sehingga dapat menjadi prolog yang menarik untuk film Naik dan Jatuhnya Suharto dengan pengadegan yang tepat akan mengantar penonton pada rasa penasaran untuk menyajsikan film hingga ahir denfan cerita yang penuh liku dan tidak linier. Riset yang dilakukan utk film ini utsmanya ubtuk membeti rusng bagi Badra untuk bersuara. Sehingga ada sudut pandang lain yang lebih kaye. 


Film Naik dan Jatuhnya Soeharto, atau jydul lain yang lebih original dan sensasional, bisa menjafi film yanf memberi pembelajaran sejarah kepada kuta srmua, bagaimana,orang yang awalnta penuh sensasi pujaan jatuh diturunkan anak snak bangsa yang dipimpinnya dan kemudian menyerah karena sepak terjangnya. Berbagai sumbet spt aktivus Dewan Mahasuswa, Keluarga Amir Biki, aktivis MPO, hingga LSM dapat menjadi tokoh tokoh dalam film itu. 

Ahir perjalan manusia yang  membahagiakan (happy ending, atau husnul khotimah) adalah  impian kita semuaAhir perjalan yg membahagiakan (happy ending, atau husnul khotimah) adlh impian kita semua.. Kita sangat yakin pada ahirnya kita akan mendapatkan apa yang telah kita lakukan. Ahir rezim Orde Baru, kekuasaan Soeharto, pada hakikatnya juga dapat digunakan sebagai para mater berbagai kontroversi yang selama ini terjadi. Apa yang Soeharto dapatkan adalah buah dari apa yang telah ia tanam, kita biasa menyebutkan hukum menanam - menuai. atau dengan peribahasa lain dikatakan Siapa menabur angin dia menuai badai 

Dari uraian di atas dapata ditegaskan bahwa, untuk menjawab kontra versi film penumpasan Penghianatan G30S/PKI tidak mesti dibuat film itu dalam versi baru, namun kita bisa menjawab berbagai kontra versi dalam film itu dengan film lain, tentu saja yang lebih akurat, menarik dan menimalisir hal-hal yang mengkin menghasilkan konstraversi. Film di jawab dengan film. Tentu saja kita harus memproduksi film yang jauh lebih menarik. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun