Saya menjawab, berdasar pengalaman saya, bahwa bisa saja ditempel di bagian tubuh yang tidak dicurigai. Dan banyak variasi modus yang dapat dilakukan.
JURNAL UJIAN NASIONAL SMA 2015 HARI KE DUA
Laporan rekan-rekan guru yang bertugas menjadi pengawas di berbagai sekolah, menunjukan hari I tertangkap kunci Jawaban Bahasa Indonesia. Sedangkan Hari Kedua di sebuah SMA Negeri tertangkap selundupan jawaban Biologi yang ditulis di papan (alas) LJUN dengan Pensil.
Menurut informasi yang beredar, kebocoran itu salah satu modusnya adalah dg mengambil soal dari pintu rahasia di gudang penyimpanan soal oleh oknum tertentu kemudian dibuatkan kuncinya lalu dijualbelikan melalui "koordinator kordinator" siswa dari berbagai sekolah. Sudah barang tentu informasi
Kunci jawaban 5 paket soal UN Biologi SMA itu disertai dengan "Clue" Kata pertama dari setiap paket.. Penulisan clue tentu merupakan model baru mengingat pada lembar soal tidak ditulis kode paket soalnya.
JURNAL UN SMA HARI TERAKHIR.
1. Berita acara sampai hari ke 3 pada isi tetap tertuls UN SMP/MTS.
2. Ada sekolah yang menetapkan penyegelan LJUN di ruang panitia, padahal jelas tertulis pd pakta integritas. Artinya pengawas diminta melanggar pakta integritasnya.
3. Laporan kecurangan semakin luas. Modus semakin bervariasi dari HP (Padahal hrs dikumpulkan), kertas yang dibikin kucel, dll. Rata rata diselesaikan di tingkat panitia lokal. Terlihat ketidak mandirian pengawas untuk menuliskan di berita acara. Tentu sebuah preseden buruk.
4. kebocoran UN SMA 2015 ini tidak sekedar menggunakan mudus-mudus konvensional, tetapi ternyata juka telah merambah pembocoran secara rigid dengan mengupload soal itu ke web dengan link yang dapat diakses secara mudah. Bahkan diperoleh informasi nahwa kebocoran UN SMA 2015 ini juga tidak sekedar untuk dijual belikan tetapi bahkan digratiskan, bukan sekedar kunci jawaban, tetapi sudah print out soal.
Dalam penilaian penulis, jika mencuri soal, membuat kunci jawaban dan menjual-belikan untuk meraih uang, maka pembocoran itu dapat dikatagorikan dilandasi oleh Motif Uang (Ekonomi). Namun kebocoran Un kali ini tidak sekedar motif itu, mencuri soal, mengaupload, membuat linl dan bahkan mencetak dan mengedarkan gratis maka jelas bukan motif Ekonomi. Namun Motif Politik, dimana pelaku ingin “Menampar Muka” pemerintah dalam hal ini Mendikbud. Pertanyaannya adalah, mengapa demikian ? Mari kita serius menangani masalah kebocoran UN ini secara serious. Kebocoran kali ini bukan sekedar untuk mencari uang, mendongkrak nilai UN tetapi sudah bersifat Makar terhadap pemerintahan yang syah.