Dengan latar belakang Profesor. Dr. Yusril Ihza Mahendra SH.  dianggap dapat menampung aspirasi para sultan, raja-raja, para tokoh bangsa dan pemangku adat beserta hak-hak tradisionalnya, Profesor Yusril , Ketua Dewan Syuro PBB mendapat  amanat dari seluruh raja, sultan dan pemangku adat se Nusantara untuk menruskan perjuangan dalam memajukan, memakmurkan dan mensejahterakan Bangsa Indonesia. Profesor Yusril, yang juga mendapat gelar Gus Yim, menerima gelar Sri Narendra Dyah Balitung Saifuddin wad Daulah.
Selain menerima gelar , sebagaimana lazimnya, sebagai  simbol pengemban amanah Prof. Yusril juga menerima sebilah keris. Hadir dalam acara tersebut para tokoh Indonesia diantaranya Ketua DPR Marzuki Alie, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto. Pemberian amanah itu dimotori oleh Kesultanan Ternate, Kerajaan Buleleng, Bali, dan Kesultanan Yogyakarta serta banyak tokoh-tokoh lain yang turun hadir termasuk raja-raja di seluruh Nusantara.
Dalam posisi sebagai pemegang amanah dari seluruh raja-raja Nusantara dan pemangku adat sudah barang tentu Profesor. Yusril Ihza Mahaendra harus mewujudkan amanah itu dengan menjadi Presiden RI. Menariknya, pro. Komitmen Prof. Yusril untuk maju menjadi capres melalui Partai Bulan Bintang (PBB), sungguh menarik. Menarik sebab memang benar, dengan melalui partai Islam Prof. Yusril dapat beramanah dengan gelarnya sebagai Assyaif addin (Syaifuddin), dalam ini Islam (syariah) yang memang telah hidup di tengah-tengah kasultanan-kasultanan di Nusantara, sesuai Cita-cita PBB, pada sisi lain, Gus YIM tentu sudah mahfum terkait kondisi PBB saat Prof. YIM menentukan pilihan. Justru disitulah letak ghiroh Perjuangan Gus YIM trefleksikan. Gus YIM tidak memilih partai-partai besar, tetapi memilih partai penuh idealisme, PBB dengan tekad harus membesarkan PBB untuk dapat menjalankan amanah para raja, sultan dan pemangku adat dalam mensejahterakan bangsa Indonesia.
Asis yang telah dilakukan oleh Profesor Yusril dengan cantik itu, sudah barang tentu harus dioleh oleh Partai Bulan Bintang Untuk melakukan Finishing Touch sehingga dapat melahirkan Goal Indah. Untuk itu, partai bulan bintang tidak saja dituntut untuk bermain cantik, lebih dari itu, PBB juga dituntut untuk bermain strategis. Berbagai kekurang mendasar dari sebuah partai harus mampu ditopang dengan strategi jitu.
Dibacakannya Judicial Review oleh MK tentang Pilpres, harus dimanfaatkan PBB semaksimal mungkin, terutama terkait dengan Pilpres. Hal ini terkait dengan alasan keputusan MK yang mengkaitkan dengan tahapan-tahapn pemilu, maka tidak ada alasan bagi KPU untuk tidak melaksanakan Pilpres sesuai dengan konstitusi, dimana semua partai atau gabungan partai mencalonklan capres/cawapres sebelum Pemilu, karena thapan-tahapn Pilpres 2014 belum sampai pada tahapan-tahapan penting, bahkan belum menapaki tahapannya.
Perjuanag untuk melakukan konsesnsus bersama seluruh komponen bangsa untuk mengambil jalan tengah bagi pelaksanaan pileg dan Pilpres dimana pelaksanaan bisa tetap April untuk Pileg dan Juli untuk Pilpres dengan meniadakan syarat syarat pencalonan sesuai konstitusi, jauh lebih penting dari pada bersikeras melaksanakan totalitas keserentakan pileg dan pilpres. Sudah barang tentu hal ini jika komponen bangsa yang lain mau memahami dan bersikap sebagai negarawana, ketimbang mau menangnya sendiri, hal ini diperlukan sebagai upaya menyelamatkan proses demokrasi itu sendiri.
Jika dilihat dari grafik  elektabilitas yang dipublikasikan Kompas, Elektabilitas Partai PBB secara pasti terus menanjak, di tengah kepungan partai=partai besar yang cendertung drop atau stagnan, Tentu saja waktu yang tersisa harus dimanfaatkan oleh PBB untuk melakukan akselerasi optimal, sehingga pada saatnya PBB mampu menjadi Partai Berjaya Benar. Untuk menjadikan Partai Berjaya benar, PBB memiliki modal yang dapat diandalkan dengan adanya dukungan para Raja, Sultan dan pemangku adat seluruh Nusantara, sebab bagaimanapun juga, bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat taat pada tokoh-tokjoh panutannya.
Disamping itu. modal gelar Gus YIM yang dibertikan oleh masyarakat Santri Jawa Timur , serta bergabungnya aktivis-aktivis PKB Gusdur, PKNU dan komponen-komponen lain yang sebelumnya mendukung PAN, PKS dan PD,PKB, PPP Â tentu akan menjadi ledakkan dahsyat bagi perolehan PBB pada Pemilu 2014. Dalam konteks ini, persyaratan PT yang dijadikan senjata oleh partai-partai besar yang sekarang cenderung drop justru akan menjadi Senjata makan Tuan bagi partai-partai itu. Buktikan saja !
Kalau prof. Yusril dan Aliansi masyarakat Sipil meJRkan UU Pilpres, tidah lebih hanya menginginkan berbagai proses yang terjadi di NKRI tersistem dengan baik, sesuai dengan konstitusi bukan sesuai dengan siapa yang berkuasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H