Mohon tunggu...
Darwis Jamal Takdir
Darwis Jamal Takdir Mohon Tunggu... profesional -

Menulis adalah bagian dari jiwa dalam kehidupan saya untuk selalu menyuarakan kebenaran Tuhan. Karena itu, suara hati menjadi cermin dalam melihat kebenaran sesungguhnya. Ketua Lembaga Dakwah Ukhuwatul Islamiyah Pusat Gowa, Sulawesi Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peserta Didik Anak Usia Dini Duduk Melantai di Pallangga

28 Oktober 2011   11:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:23 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Aktivitas kegiatan belajar mengajar para peserta Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kelurahan Mangalli Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan sungguh memprihatinkan, bahkanmenyayat hati. Betapa tidak,khusus peserta belajar PAUDMangalli yang berlangsung sudah dua tahun terpaksa duduk melantai bersama tutornya, malah sebagian diantaranya harus berdiri saat belajar dengan alasan tidak ada tempat untuk bisa duduk belajar.

[caption id="attachment_138566" align="alignleft" width="336" caption="Beginilah kondisi di PAUD Mangalli, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan "][/caption]

Potret buram penyelenggaraan pendidikan anak usia dini di Kelurahan Mangalli kinimemasuki tahun ketiga ini, merupakan salah satu dari sekian banyak PAUD dalam wilayah Kabupaten Gowa yang mengalami nasibsama. Padahal, PAUDmulai diprogramkan Pemkab Gowadan masuk dalam APBDKabupaten Gowa sejak 2007 lalu.Meski pada APBB 2007, 2008 dan 2009 dalam dokumen pertanggungjawaban akhirBupati Gowa HM Ichsan Yasin Limpo, SH, MHtidak tercantum secara tertulis ihwal besar anggaran yang dibutuhkan pada pelaksanaan program tersebut.

Namun, pada APBD 2010, program PAUD telah mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 4.032.050.000. SedangkanAPBD 2011 periode keduadari masa pemerrintahan HM Ichsan Yasin Limpo duet H. Abd Razak Badjidu, tidak tercantum atau tak ditemukan secara tertulis alokasi anggaran khusus penyelenggaraan PAUD. Sehingga, muncul asumsi dari berbagai pihak kalau terdapat sejumlah programpendidikan yang dicanangkan Ichsan Yasin Limpo tak lebih sebagai bentuk uji coba. Kalau berhasil, berarti siap dipuji dan mendapat penghargaan dari pemerintah, sebaliknya kalau program yang dimaksudtakberhasil,maka Bupati Gowa akan mengalihkan program lain sebagai bentuk tidak kehabisan ide dalam membangunbidang pendidikan.

Perspektif pemikiran seperti ini, dinilai banyak pihak, sebagaibentuk upaya tambalsulampembangunanpendidikan dikabupaten Gowa. Tidak hanya itu, Pemkab Gowa tidakserius, bahkan tak konsisten mengalokasikan anggaran pada suatu program tertentu, sebut sajapenyelenggaraan PAUD di bawah tanggung jawab teknis Dinas Pendidikan Olahraga dan Pemuda(Dikorda) Kabupaten Gowa.

Malah Kepala Bidang Pendidikan Luar Sekolah, Dinas Dikorda Kabupaten Gowa, WahidIsmail, mengatakan, penyelenggaraanPAUDbelum mendapat suntikan dana dari Pemkab beberapa tahun lalu. Namun, ke depanprogram PAUD yangmelibatkanperan masyarakatharus diback-upanggarandari APBD agar program inibisa berjalan optimal dan mencapai sasaran sesuai amanat undang-undang pendidikan nasional.

Tidak diposkannya anggaran pelaksanaan PAUDpada APBD2011 ini, muncul berbagai spekulasi banyak pihak kalau Pemkab Gowa lebihmrmprioritaskan programsystempembelajaranberbasismultimedia yaitu PonggawaD’EmbainEducation Program terhadap20 sekolah , dan diharapkan pada 2015, program tersebut telah berlaku semua sekolah di Gowa sebanyak 594 mulain tingkat SD hingga SLTA. PadaAPBD 2011,programbaru inimendapat alokasi anggaran sebesar Rp 8. 000.000.000

Terlepas prioritas pada program yang baru itu, Bupati Gowa Ichsan Yasin Limpodalamberbagai kesempatan mengungkap, kalau PAUDmerupakan penguatan untuk menuntaskan program wajib belajar dasarsembilan tahun. Sebelumnya, Pemkab Gowa membangun gedung SPASdi setiap desa/kelurahan masing-masing satu unit gedung ditambahalat praga dan satu buah computer ukuran 24 inci. Kehadiran SPAS diharapkan untuk menampung anak usia sekolah atau anak putus sekolah karena kesulitan biaya pendidikan guna mendapatkan akses pendidikan yanggratismelaluijalurnon formal dari pemerintah.

Meski SPAS hanya berlangsung sekitar tiga tahun, terhitung 2005 sampai akhir 2007, kemudian Pemkab Gowa mencanangkanpendidikan gratis pada 2007 status uji coba. Karena program pendidikan gratis dinilai berhasil dan memberimanfaatcukup besar kepada masyarakat ekonomi lemahberdasaarkan versi pemerintahkabupaten. MakaPemkabGowamembuatPerda No 4 Tahun2008tentang Pendidikan Gratis. Saat itu juga, pendidikan gratis di Gowa berlaku resmi mulai tingkat sekolah dasar hingga sekolah lanjutan atas, baik negeri maupun swasta.

Dinamika pembangunan pendidikan di Kabupaten Gowa yang keraptampil beda dengan daerah lain dalam wilayah Propinsi Sulawesi Selatan,tidak sedikit pengelola satuan pendidikan formal khususnyaparaguruterpaksamengeluhkarenatak adalagi pungutandari masyarakat atu peserta didik. TermasukpengelolaPAUDterpaksamengajar melantai dengan menempati gedung bekas SPAS yang berukuran 4 X 4 meter pesergi.

Seperti PAUD lainnya, aktivitas belajar di PAUD Mangalli yang mengambil tempatdi bekas gedung SPAS itu,tidak hanya tutor dan muriddapat melantaidan sebagian di antara mereka berdiribelajarlantaran ruang tidak bisa lagi menampung. Bahkan, sejumlah orang tua murid juga ikut masukdan berdiri dalam kelas mendampingi anaknya.

Menurut Muliati, SPd, dan Hasnah, S.Pd, tutor PAUD Manggali mengaku, kinisudahdua tahun mengelola PAUD belum ada sarana dan fasilitas pembelajaran.Karena itu, mereka mengharapkan agarPemkab Gowa segera memperahtikan keberadaan PAUD yang dikelolanya.

Dalam tempat sama, sejumlah orang tua peserta belajar PAUD Mangalli mengatakan, fasilitas yang dimiliki SPAS, seperti televisi dan peragayang masih tersimpan di rumah pengelola SPAS di masing-masing desa/kelurahan sebelumnya, sebaiknya dimanfaatkan peserta PAUD sekarang karena merupakan bantuan pemerintah kabupaten melalui uang negara. Bukan fasilitas tersebutdiboyong ke rumah oknumpengelola SPAS yang kini cenderung dijadikan milik pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun