Peristiwa-peristiwa yang terjadi di negeri ini terkadang membuat kita mengerutkan dahi, dan merasa konyol seakan tidak ada kebenaran. Di bumi pertiwi yang tercinta ini, akan ku beberkan tiga dari beberapa peristiwa real yang penuh dengan ketidak logisan ini!
I
Pekerjaan menjabret, mencuri, mencopet, itu semua jelas dilarang oleh tatanan hukum di negara ini, apalagi oleh agama, (baca: agama apapun itu), bila ada yang melakukan perbuatan tersebut, sudah pasti akan diamankan oleh aparat keamanan. Karena dengan dilarangnya perbuatan tersebut, ditambah haramnya uang hasil dari perbuatan tersebut, banyak orang miskin dan melarat di negeri ini memilih atau beralih kepada pekerjaan yang lebih terhormat dan benar di mata agama, seperti ngamen dan ngasong misalnya. Tapi, apa yang terjadi di negeri ini?! para pengasong yang sedang mencari kehalalan rizki itu diseret oleh para pamong praja (aparat keamanan) untuk diamankan, dengan alasan, membuat macet lalu lintas. Coba kita pikir, seberapa besar para pengasong itu membuat macet lalu lintas dan merugikan negara?, di bandingkan dengan para tikus berdasi itu yang sangat jelas merugikan negara dan membuat para rakyat kecil melarat. Tapi, apa tindakan yang dilakukan kepada para koruptor itu?, mereka di perlakukan lebih baik dari pada pengasong, padahal koruptorlah yang lebih merugikan negara! Sungguh, alangkah lucunya negeri ini!.
II
Perzinahan atau perbuatan asusila di negeri ini memang di larang. Hampir tiap hari kasus-kasus tersebut menjadi sorotan media, pelakunya pun bermacam-macam, mulai dari remaja hingga orang dewasa, dan kebanyakan mereka yang tertangkap dalam operasi razia itu melakukan aksinya di tempat-tempat murah, seperti halnya; motel, hotel kelas murah, wisma, kos-kosan, panti pijat plus-plus, hingga warung remang-remang. Tapi anehnya, mereka tidak akan terjaring dalam razia polisi itu bila melakukan aksinya di tempat yang satu ini, yaitu lokalisasi. Ya, lokalisasi adalah tempat prostitusi besar yang dilegalkan oleh negara dengan bayaran pajaknya yang tinggi, seperti Kampung Doli di Surabaya yang kabarnya termasuk tempat lokalisasi terbesar se-asia yang dimiliki oleh Indonesia.
Karena menjadi tempat yang sudah dilegalkan oleh negara, lokalisasi tidak pernah ada pemeriksaan atau razia dari pihak aparat, padahal pengunjungnya pun sama, mulai dari remaja yang masih berpendidikan hingga orang dewasa. Sangat aneh sekali negeri ini, pada satu sisi dilegalkan (dibolehkan), pada satu sisi lagi di-ilegalkan (dilarang), padahal semua sisi itu jelas ilegal (dilarang). Lagi-lagi kita katakanan “alangkah lucunya negeri ini”!.
III
siapa sih yang tidak tahu dengan Artalyta atau Ayin?, yang terkenal dengan sel mewahnya itu! Dan siapa sih yang tidak tahu dengan Gayus Tambunan? Si raja mafia pajak yang bisa pergi kemana-mana dengan hartanya yang nggak mungkin habis sampai tujuh turunan itu. Jawabannya, semuanya tahu! Dapat dipastikan semua rakyat indonesia gerah melihatb geliat mereka berdua itu, di karenakan tindakan negara yang sepenuhnya tidak adil dalam menghukum dua koruptor itu. Misalnya saja Artalyta yang jelas-jelas merugikan negara dan dipastikan bersalah itu, malah dihukum di dalam sel yang begitu mewah, yang lengkap dengan fasilitasnya yang super nikmat, seperti internet, kulkas, tempat tidur, tv, dan banyak lagi lainnya. Tak hanya Ayin, si mafia pajak yaitu Gayus Tambunan yang jelas sudah meringkuk di balik jeruji besi akibat perbuatannya yang sangat menjijikkan, ternyata masih saja dia bisa leluasa keliling Indonesia. Apakah itu hukuman yang pantas baginya? yang jelas sudah merugikan negeri ini, dibandingkan mereka yang hanya mencuri sekotak susu di toko, tetapi dihukum didalam sel yang tidak nyaman untuk ditempati, bahkan disiksa layaknya seekor binatang. Inilah negeri Indonesia, hukum bisa dibeli dengan harta yang dapat membutakan mata para aparat kita. Ya, alangkah lucunya negeri ini!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H