Mohon tunggu...
Darwin
Darwin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, CTO, COO, Trainer, Public Speaker

S.Kom., M.Kom., CPS®, CRSP, CH, BKP, CDM, Google Ads Certified, Google My Business Certified, SEMrush Digital Marketing Certified, Content Marketing Certified, Inbound Marketing Certified, Service Hub Software Certified, Sales Management Certified, CITGP, COBIT® 2019 Foundation

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Melampaui Badai Bersama di Lautan Kehidupan

26 Januari 2024   08:13 Diperbarui: 26 Januari 2024   08:17 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah samudra yang bergelora, kapal tersebut melaju melawan ombak yang tinggi. Kekuatan angin yang mendera membuat tiap tiupannya seperti cambukan yang melanda lambung kapal. Kapten, seorang pemimpin yang bijaksana, menyadari bahwa badai ini bukanlah yang bisa dianggap enteng.

Kapalnya, yang telah bertahun-tahun melibas gelombang dan menaklukkan lautan, kini dihadapkan pada ujian yang maha berat. Namun, di dalam ketegangan itu, muncullah kekuatan dan kebijaksanaan dari setiap anggota kru kapal.

Awak pertama, seorang yang tangguh dan penuh keuletan, bersama-sama dengan timnya, mencoba memperkuat segala perlengkapan keselamatan kapal. Mereka berjuang melawan badai, memastikan bahwa setiap bagian kapal tetap utuh dan kokoh. Kecanggihan peralatan dan kepiawaian mereka berperan besar dalam menjaga kapal tetap berdiri di tengah terpaan ombak.

Awak kedua, seorang ahli navigasi yang handal, memusatkan perhatiannya pada peta laut dan instrumen navigasi. Di tengah kekacauan gelombang yang mengejutkan, ia memandu kapal dengan presisi, mencari jalur yang mungkin lebih aman. Kejelian dan kecepatannya dalam membuat keputusan navigasi menjadi kunci untuk menjauhi pusaran dan bebatuan yang dapat merusak kapal.

Namun, ada satu awak yang menunjukkan tindakan luar biasa. Awak ketiga, seorang yang penuh inisiatif, tidak hanya memikirkan pekerjaannya sendiri. Ia dengan sigap membantu rekan-rekannya yang sedang kesulitan, memastikan bahwa setiap anggota kru merasa didukung. Saat peralatan penyelamatan terlepas, ia berada di sana, memberikan bantuan dan memastikan keselamatan sesama awak.

Sementara itu, awak keempat, seorang yang bijaksana dan penuh kesabaran, merasa perlu untuk mengambil tindakan ekstra. Ia mengamati kapal lain yang mungkin berlayar di sekitarnya, menyadari bahwa badai ini bukan hanya ancaman bagi mereka sendiri. Dengan cermat, ia membuat panggilan darurat kepada kapal-kapal lain, memberi tahu mereka tentang bahaya yang mengancam dan memberikan petunjuk untuk menghindari bencana yang mungkin terjadi.

Badai pun mereda, dan kapal berhasil melewati ujian tersebut dengan selamat. Kapten dengan penuh apresiasi memuji setiap anggota kru atas kerja keras dan dedikasinya. Namun, saat ia berbicara dengan awak keempat, ia memberikan pujian yang lebih khusus.

"Anak muda," ucap kapten dengan senyum, "kamu telah menunjukkan kepada kita bahwa dalam situasi sulit, kebaikan, kerjasama, dan kepedulian terhadap sesama adalah kunci untuk melewati badai kehidupan. Tindakanmu telah mengingatkan kita bahwa kita semua berlayar di lautan yang sama, dan bahwa kebersamaan adalah pondasi dari keselamatan kita bersama."

Cerita ini menggambarkan bahwa kebaikan, kerjasama, dan inisiatif dapat menjadi kekuatan besar dalam mengatasi tantangan hidup, sekaligus mengingatkan kita akan pentingnya kebersamaan di dalam perjalanan hidup ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun