Pada zaman sekarang ini terutama saat pandemi Covid-19, Investasi menjadi sebuah hal yang sangat populer di kalangan masyarakat terutama pada kalangan anak muda yang ingin uang mereka dapat bekerja untuk mereka dan tidak hanya mereka yang bekerja untuk uang. Tetapi sebuah investasi tidak terlepas dari sebuah risiko.Â
Maka dari itu, sebelum kita mengarah lebih lanjut untuk membahas investasi dan budaya risiko dalam investasi, ada kalanya kita harus memahami apa itu investasi? apa itu risiko? dan lain sebagainya.
Investasi? orang awam kadang bertanya apa itu investasi? Jadi, Investasi adalah kegiatan penanaman uang, asset, atau modal dari sebuah perusahaan ataupun individu dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan (Passive Income). Investasi terdiri dari berbagai jenis, seperti reksa dana, saham, emas, logam mulia, P2P, obligasi, dan lain sebagainya dengan kelebihan dan kekurangannya masing - masing.Â
Risiko? Risiko merupakan sebuah dampak dari ketidakpastian dalam mencapai sebuah tujuan atau goals. Seperti dalam dunia investasi, risiko tidak akan lepas dari sebuah investasi. Karena kita tahu bahwa dalam dunia investasi, semua bisa saja terjadi. Contohnya seperti harga saham yang bersifat fluktuatif, sehingga ada kalanya kita mengalami profit, tetapi akan ada masanya kita mengalami kerugian.Â
Tetapi, Memprediksi sebuah risiko dalam investasi merupakan hal yang cukup rumit ketika kita tidak memahami cara berinvestasi yang baik dan benar. Risiko investasi di pasar modal pada umumnya berkaitan dengan terjadinya fluktuasi harga. Menurut Hartono dan Harjito (2002) terdapat beberapa risiko yang mungkin terjadi:Â
- Risiko daya beli (Purchasing Power Risk). Risiko ini berkaitan dengan kemungkinan terjadinya inflasi yang menyebabkan nilai riil pendapatan akan lebih kecil.
- Risiko Bisnis (Business Risk). Risiko menurunnya kemampuan perusahaan atau perorangan dalam memperoleh laba.
- Risiko Tingkat Bunga. Naiknya tingkat bunga biasanya akan menekan harga surat - surat berharga, sehingga biasanya harga surat berharga akan turun.
- Risiko Pasar (Market Risk). Apabila pasar sedang bullish, pada umumnya harga saham akan mengalami kenaikan tetapi bila pasar sedang bearish, maka harga cenderung turun.
- Risiko Likuiditas (Liquidity Risk). Risiko ini berkaitan dengan kemampuan suatu surat berharga untuk segera diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti
Pada masa sekarang ini terutama saat pandemi Covid-19, Sebagian besar anak muda mulai melek akan sebuah investasi. Tetapi, banyak yang berinvestasi hanya untuk mengikuti tren dan tidak memperhatikan budaya risiko itu sendiri. Banyak sekali anak muda yang "Fear of Missing Out" terhadap saham - saham yang booming pada masanya seperti saham tambang dan juga saham farmasi. Karena mereka tidak memperhatikan budaya risiko, akhirnya mereka bukan mendapatkan sebuah keuntungan malah mendapat kebuntungan.Â
Selain itu, karena kurangnya pengetahuan akan sebuah budaya risiko dalam berinvestasi, tidak sedikit yang mengeluarkan uang sangat besar untuk mengikuti tren investasi saham ini. Banyak juga kaum awam yang sampai melakukan PinJol (Pinjaman Online), sehingga ketika harga saham yang dibeli mereka ambruk, mereka akan merasa terpukul dan bisa saja melakukan pembunuhan.Â
Berdasarkan hal diatas, bisa kita simpulkan bahwa sangat lemahnya budaya risiko di kalangan investor - investor yang hanya mengikuti tren dan ini menjadikan penyebab utama dari kerugian dalam melakukan investasi, terutama saham.Â
Oleh karena itu, sebagai seorang pemula dalam dunia investasi, terdapat hal - hal yang dapat diperhatikan dalam berinvestasi seperti:Â