Mohon tunggu...
Sudarwin Darwin
Sudarwin Darwin Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Fakultas Hukum Unhas

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Melawan Tirani Media

13 Oktober 2014   16:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:13 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sangat sulit dipercaya, Koalisi Megawati yang sebentar lagi dengan resmi akan menguasai eksekutif begitu berkehendak juga menguasai legislatif? Meski pada akhirnya mereka kalah telak, namun dengan jaringan media partisan yang kini berada di ketiak mereka semisal Metro tv, Kompas Tv, Tempo, Tribun dll begitu masif mencitrakan bahwa koalisi megawati terdzolimi oleh koalisi yang disebut oleh mereka sebagai tirani, dan rakyat dengan pemberitaan terus menerus dipropaganda untuk melawan apa yang disebut mereka sebagai Tirani ini. Sangat disayangkan media yang begitu senior dan dahulunya begitu dipercaya kini turut terjun pada dunia poltik praktis.Tidakkah mereka melihat, ada 47% rakyat indonesia yang setia berdiri bersama Koalisi Merah Putih?

Mereka yang hanya memenangkan 52% Suara rakyat apakah memiliki legitimasi atas seluruh rakyat? Sehingga seolah-olah dengan ini mereka juga berhak menguasai DPR dan MPR, dan mengabaikan sebagian suara rakyat lainnya? Apabila mereka memenangkan pemilu dengan suara 60% lebih, apakah mereka nantinya tidak akan menjadi Tirani? Lalu mengabaikan suara rakyat partai-partai lain? Tidakkah mereka mencontoh Politik Santun SBY dimana meski tahun 2009 beliau memenangkan Pilpres dengan suara 60% lebih, beliau tetap merangkul partai-partai lainnya untuk bersama-sama membangun negeri dan tidak Jumawa atas kemenangannya apalagi bertindak selayaknya Tirani, bahkan sulit dipercaya, SBY memilih Suami Megawati, Taufik Kiemas dari PDIP sebagai Ketua MPR yang notabene PDIP merupakan partai yang selalu berseberangan.

SBY yang dari tahun 2004 hingga 2014 memimpin Indonesia dan ribuan kali dihina, dibunuh karakter dan nama baiknya oleh media pernahkah sekali beliau menyuruh pendukungnya vandal, merusak, dan membakar stasiun TV/media dan kemudian membenarkan perbuatannya?

Saat Koalisi Megawati kalah beruntun, ada begitu banyak pihak yang dijadikan kambing hitam atas kekalahan mereka, mulai Hakim MK, Partai Demokrat, DPD bahkan Presiden SBY yang selama sepuluh tahun terakhir memimpin, siang malam memikirkan nasib bangsanya secara luar biasa dicaci maki. Apakah betul begini etika politik mereka? Tidakkah mereka pernah berfikir untuk introspeksi diri dan berhenti melemparkan kesalahan-kesalahan kepihak lain? Ataukah mereka memang berfikir mereka adalah koalisi yang tidak mungkin salah?

Mereka dan pendukungnya menganggap Koalisi Merah Putih adalah koalisi najis lagi kotor karna diisi oleh orang-orang korup lagi bermasalah. Tapi tidakkah mereka tau atau pura-pura tidak tau siapa sebenarnya partai terkorup dengan kader yang paling banyak bermasalah? Apakah memang hati dan pikiran mereka telah tertutup dan terkungkung pada fanatisme sempit sehingga menutupi segala kekurangan-kekurangannya atau fakta sesungguhnya yang kemudian malah dikambing hitamkan ke pihak lain?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun