[caption caption="Espress Coffee House / dap"][/caption]Setelah dari Made's Warung, kami menuju hotel tempat di mana Mas Hilman menginap. Istri dan anaknya tidak ikut karena ingin beristirahat. Apalagi waktu itu mulai larut malam. Dari sana kami nebeng mobil yang dikendarai mas Hilman menuju coffee shop. (baca juga artikel#1-nya di sini)
Saya merasa beruntung ada Mas WinWanNur karena doi hapal betul jalan daerah Kuta, Seminyak dan sekitarnya. Koleksi tempat tongkrongan Mas Win pun banyak.
Kali itu kami dibawa ke Espress Coffee House di jalan Dewi Sri, Legian, Kuta. Saya dan Mas Hilman pesan espresso. Sementara Mas Win memesan secangkir kopi jenis americano. Mas Casmudi masih bingung mau pesan kopi apa.
“Mas Cas ini kayaknya lebih cocok ke latte-latte aja lah ya,” ujar Mas Win memperkirakan. Saya pun sependapat dengan pria asal Gayo itu.
“Saya espresso juga deh,” kata Mas Cas tiba-tiba.
[caption caption="KuDeTa Kopdar Bareng Kompasianer Balikpapan, Mas Hilman Fajrian, Kamis (31/3) malam."]
“Ya udah, gapapa sekali-kali nyoba (espresso), biar tau rasanya,” timpal Mas Hilman kalem, melihat kehebohan saya.
Ketika waiter bertanya mau single atau double, Mas Cas berucap dengan mantap “double, Mas”. Huaaa ... gempar lah kami bertiga (saya, Mas Win dan Mas Hilman).
“Jangannnn, Mas Cas ... Single ajaaaaaahhh,” sahut saya sedikit kencang diikuti gerakan tangan seperti dadah-dadah. Untungnya kali ini Mas Cas manut.
Begitu secangkir espresso tersaji di atas meja, Mas Casmudi tertegun. Memandangi lekat cangkir mungil itu. Bisa jadi Mas Cas sedang berpikir sekaligus membatin, “ini kopi apaan? Kok isinya dikit banget?!”
Secangkir kopi dahsyat itu oleh Mas Cas dicium aromanya lebih dulu. Setelah menyesap sedikit cairan kental berkafein tinggi itu, ekspresi wajahnya langsung berubah merem kepahitan. Huehehehe ... saya sudah menebak pasti mimiknya bakal seperti itu.