Selat Bali dilayari sejumlah kapal. Dari jarak yang memisahkan, masih bisa ku lihat siluet-siluet penumpang dari kapal 'tetangga'. Mereka yang duduk-duduk, bocah-bocah asik dengan dunianya masing-masing, Bapak-Bapak bersandar pada pagar kapal sedang tunaikan 'kebiasaannya'.
Kapal tandas ku jelajahi. Giliran santai nikmati sisa perjalanan laut. Aku bergeser ke lantai paling atas. Sejajar dengan 'singgasana' Sang Juru Kemudi. Pandanganku lebih luas kali ini. 360 derajat! Sinar keperakan sebentar lagi lenyap. Berganti putih-biru. Kemegahan pagi yang membuat makhluk bumi bersuka-cita. Kondisi yang dianggap mewah bagi penduduk kontinental seberang.
Gunung itu ... Entah kenapa pula mataku selalu tertuju ke sana. Padahal banyak gunung-gunung lain yang mengelilingi. Maunya apa sih? Gemas sendiri aku jadinya. Satu kalimat di kepala enggan pergi. Ah mungkin aku sedang berhalusinasi. Nyatanya tidak demikian. Mau seberapa besar pikiranku terbuang ke hal lain, kalimat itu tetap muncul. Isinya tak berubah. Mau seberapa keras aku memalingkan muka, tetap balik lagi ke gunung itu.
Setelah dimbang-timbang dalam proses penulisan, lebih baik ku simpan sendiri. Misteri biarlah tetap jadi misteri. Mungkin lebih baik begitu. Apalagi yang menyangkut, berurusan dengan alam.
Menjawab Rasa Penasaran
Alam punya cara sendiri tunjukkan keindahannya. Di tiap bagian-bagian terkecil, tak peduli sekecil apapun itu, entah dari tumbuhan maupun hewan, mereka saling tumbuh. Beriringan harmonis dengan perputaran waktu. Semua perlu proses. Ngga ada cerita mak mben-dun-dug, ujug-ujug nongol, trus mak whuuuuut jadi, ngga ada itu. Saya ulang lagi, semua perlu proses.
Perlahan-lahan, sedikit demi sedikit. Yang mana nantinya, kesemua itu terangkai menjadi satu kesatuan utuh. Mahakarya Alam untuk manusia. Seringkali kita dibuatnya berdecak kagum. Terlontar pertanyaan dalam hati, "Bisa begini ya? Kok bisa begitu ya?".
Seperti yang sudah ku bilang di awal, nun jauh paragraf di atas sana, sebelum-sebelumnya aku hanya 'numpang lewat'. Dari pelabuhan Ketapang tekuk kanan lanjut Surabaya. Nah kali ini beda. Aku belok kiri. Tempuh perjalanan lurus teruuuuuus minim belokan. Berbelok pun hanya pengalihan arus kendaraan sedikit dan voila! Sampai.
Dengan menyerahkan Rp. 12 ribu sebagai tiket masuk sekaligus parkir, resmi lah saya tiba pada tujuan akhir dari perjalanan ini.