Mohon tunggu...
darwinarya
darwinarya Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer Specialized Hotels and Resorts

Travel Enthusiast. Hospitality Photography Junkie

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Amrazing: "Jangan Lupa Have Fun!" (2)

20 Januari 2017   13:45 Diperbarui: 22 Januari 2017   18:06 905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alexander Thian '@amrazing' sedang mengisi acara Kompasiana BlogShop Photography di ruang meeting Samara#1 Ibis Styles Bali Petitenget Hotel, Sabtu (14/1) siang.

Artikel sebelumnya kita sudah membahas tentang segitiga exposure. Pemilik akun Instagram “@amrazing” ini juga menjelaskan seputar teknik pengambilan foto. Beberapa diantaranya:

  • Leading Lines

Salah satu contoh foto 'Leading Lines' / foto Instagram @aMrazing
Salah satu contoh foto 'Leading Lines' / foto Instagram @aMrazing
Teknik ini dipakai untuk mengarahkan atau menggiring pandangan mata ke suatu titik atau objek tertentu.
  • Sense of Scale (Skala Perbandingan)

Teknik ini dipakai untuk menunjukkan perbedaan ukuran antara yang besar dan kecil pada suatu objek.

Salah satu contoh foto 'Sense of Scales' / foto Instagram @pomzgh
Salah satu contoh foto 'Sense of Scales' / foto Instagram @pomzgh
Semisal kamu jalan-jalan ke pantai dan menemukan sebuah batu yang ukurannya guedheeee banget. Lantas bagaimana caranya supaya batu tersebut terlihat ‘nyata’ besarnya? Kita bisa meminta seseorang untuk bersanding di batu tersebut (seperti pada foto di atas).
  • Bird Eye View

Teknik ini dipakai untuk menampilkan kesan luas pada foto.

Penulis buku “The No-So Amazing Life of Amrazing” ini sedikit menceritakan pengalaman dan 'pengorbanannya' ketika mengambil foto di gunung Bromo, Jawa Timur.

Ketika itu Alex bela-belain naik ke atas puncak dan memotret ke arah bawah. “Habis sampai atas, saya istirahat dulu bentar, tarik napas, minum air, trus pake inhaler (tabung kecil buat sesak napas), gila … bengek booo,” kelakarnya disusul tawa para peserta BlogShop.

  • Foto Tiga Dimensi

Ternyata foto bisa juga tampak seperti tiga dimensi. Untuk dapat menampilkan kesan tersebut, kita harus menentukan tiga faktor. Mana bagian foreground, middle dan background-nya.

Foto Tiga Dimensi Kebun Bunga Matahari / Foto Instagram @aMrazing
Foto Tiga Dimensi Kebun Bunga Matahari / Foto Instagram @aMrazing
Penulis buku “Somewhere Only We Know” ini memperlihatkan salah satu karyanya, yakni foto pemandangan alam berupa kebun bunga matahari di Jepang.

Pada foto itu, yang menjadi foreground ialah bunga matahari sedang menunduk, middle-nya kebun bunga, dan background-nya hutan dan langit.

  • Foto Simentris

Untuk mendapatkan hasil foto yang simetris itu bukan main sulitnya. Hal itu diungkapkan Alex secara terang-terangan.

“Ambil foto simetris itu amat, sangat susah. Amit-amit susahnya. Motret foto pantai, misalnya. Di kamera udah keliatan lurus ‘tuh garis horizontal-nya. Tapi setelah dilihat di komputer, eh ternyata masih miring,” katanya.

Sebelum menekan tombol shutter, kita harus memastikan seluruh bagian mulai dari atas ke bawah, kiri ke kanan, ujung ke ujung, itu sama semua (lurus, enggak boleh miring sedikit pun).

  • Foto Moment

Sebagai seorang fotografer, kita harus punya insting. Bagaimana kedua mata kita peka melihat suatu peluang foto yang bagus.

Memotret foto moment ada tantangannya tersendiri. Kita tidak mungkin menyuruh orang lain untuk menghentikan aktivitasnya (orang sedang berjalan disuruh berhenti, misalnya).

Maka dari itu, kita harus jeli mengamati keadaan sekitar. Bagusnya foto dari mana, sudut pandang (angel) nya seperti apa, komposisinya bagaimana, dan lain sebagainya. Hal itu semua harus terprogram secara otomatis di kepala. Dengan begitu, ketika mengeluarkan kamera, orang tersebut masih berada di situ. Foto moment bisa dibilang salah satu aspek terpenting dari dunia fotografi.

“Enggak perlu sibuk setting oh aku pake ISO sekian, bukaan sekian, ini sekian, begini - begitu, 'kan enggak lucu yang seperti itu? Dan itu sering terjadi hingga saat ini,” katanya.

Foto Moment Beruang Kutub / Foto Twitter @aMrazing
Foto Moment Beruang Kutub / Foto Twitter @aMrazing
Untuk memperoleh foto moment, adakalanya sang fotografer harus meluangkan waktu lebih. Seperti foto beruang yang pernah di foto Alex beberapa waktu lalu. Ia sempat menunggu sekitar 15 menit untuk mendapatkan ‘gaya’ beruang yang ia inginkan. Orang akan mengira foto itu diambil di alam bebas, padahal ia foto di kebun binatang.

“Enggak peduli kameranya sekeren apapun, tapi kalau enggak bisa dapet moment-nya, ya udah … Hasilnya kurang oke,” tukasnya.

Foto Harus Bisa Bercerita

Sebelum memotret, ada baiknya kita memikirkan satu hal. Cerita apa yang ingin kita sampaikan kepada publik? Karena foto yang baik harus bisa bercerita. Maka dari itu, kita harus pintar-pintar mencari objek menarik atau berbeda dari foto kebanyakan.

“Ngeliat foto ini (salah satu foto Alex ketika traveling), kita jadi pengen ikutan jalan-jalan 'kan? Nah … Efek perasaan seperti itu yang kita inginkan dari foto-foto traveling. Kita ingin seseorang merasakan sesuatu ketika melihat suatu foto. Jadi enggak cuma sekedar foto pemandangan aja. We want to feel something. Dan jangan lupa, have fun!” tutupnya mengakhiri sesi teori dan kemudian dilanjutkan sesi perburuan foto di sekitar area Ibis Styles Bali Petitenget Hotel.

Berikut cuplikan video acara Kompasiana BlogShop Fotografi bersama Alexander Thian '@aMrazing':


Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun