Proses memasak tidak membutuhkan waktu lama. Sekitar 15 menit, pesanan telah terhidang di atas meja.
Aroma harum tercium kuat. Bisa jadi aroma itu berasal dari bawang putih segar yang digeprek dan potongan bawang bombay. Kuahnya berupa saus Inggris dipadu kecap manis. Diberi sedikit sambal untuk menambah kelezatannya. Badan belut dipotong sepanjang lima senti. Ukurannya kurang lebih sebesar telunjuk orang dewasa.
Cara memakannya cukup mudah. Cukup ditekan mengikuti rangka tulang dan sedikit digeser, daging akan lepas sempurna. Tekstur daging mirip ikan lele. Hanya saja lebih lembut dan juicy.
Bagi anda yang gemar menyantap hidangan jauh lebih pedas, bisa memesan menu pecel belut. Menurut saya, pedasnya lebih 'nampol' tinimbang saus Inggris.
Satu hal yang membuat saya kurang sreg dengan kedai Spesial Belut Surabaya cabang Bali ini adalah, keberadaan kamar mandi atau toilet. Akan lebih 'elok' lagi kalau pintunya diberi sesuatu yang menghalangi pandangan pengunjung sewaktu asik makan.
Ada kalanya pengunjung sehabis dari toilet, tidak menutup pintu dengan sempurna. Sehingga pemandangan itu cukup mengganggu selera makan. Atau bisa juga pintu di bagian bawah atau atasnya diberi alat khusus. Jadi bisa menutup sendiri.Â
Hal lain yang kurang saya sukai sewaktu makan di tempat ini adalah, adanya orang merokok di dalam ruangan. Memang tidak sepenuhnya kesalahan manajemen. Lebih ke masing-masing para perokok sih.
Tapi di sana kan juga banyak wanita, anak dan balita yang diajak serta. Peduli sedikit lah dengan situasi dan kondisi. Habis makan ditahan sedikit keinginan merokok tidak akan membuat anda kejang-kejang kok. Anda bisa merokok dengan bebas di luar bangunan.Â
Ada baiknya manajemen memasang logo dilarang merokok dan mengambil seluruh asbak pada tiap meja. Toh itu semua demi kenyamanan para pelanggan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H