Makanan bercita rasa pedas selalu membuat saya berselera. Cucuran keringat disekujur tubuh menandakan puncak kenikmatan dalam bersantap.
Bicara soal santapan nyelekit di lidah, nasi tempong adalah salah satu favorit saya. Makanan khas Banyuwangi ini selalu bikin saya kangen. Rindu akan sensasi pedas yang luar biasa njambak.
Salah satu warung langganan saya di Denpasar adalah Rumah Tempong GusRey. Awalnya mereka buka di jalan Pendidikan di dekat persimpangan jalan Sidakarya, Denpasar. Tapi karena di sana jam ramainya terbatas (di atas pk 22.00 Wita mulai sepi), maka mereka memutuskan pindah ke jalan Raya Sesetan, Denpasar. Lebih tepatnya di depan persis Hardys Mall. Bisa menampung sekitar 15'an orang. Buka tiap hari mulai dari pk 12.00 hingga 00.00 Wita.
Biasanya kalau di warung tempong, harga seporsinya tergantung dari lauk yang anda pilih. Tapi tidak demikian dengan rumah tempong GusRey. Anda hanya ditanya ingin potongan ayam bagian mana. Apakah dada, paha atau sayap. Setelah itu, anda dipersilahkan duduk di tempat yang telah disediakan.
Berselang 15 menit kemudian, hidangan pun tiba. Lauk yang diberikan cukup banyak dan melimpah. Ada potongan tahu dan tempe, ikan asin, ayam goreng serta aneka sayuran yang telah direbus seperti bayam dan kubis. Ada pula terong yang digoreng dan potongan timun segar.
Bila anda merasa kurang pedas, anda bisa meminta secara khusus untuk menambahkan jumlah cabainya. Warung yang telah beroperasi selama dua tahun'an ini saban hari mampu menghabiskan rata-rata 10kg nasi.
Untuk dapat menikmati seporsi nasi tempong ini Anda cukup merogoh kocek sebesar Rp 15 ribu rupiah. Adapun teh manis panas dilabel Rp 3 ribu.
Nasi tempong adalah menu andalannya. Selain itu, warung ini juga menyediakan hidangan lain seperti lalapan, capcay, nasi goreng, soto ayam, sup iga, rawon dan ayam bakar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H